BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM
MATA PELAJARAN :
SOSIOLOGI
KELAS : SMA KELAS X,XI,XII
BAB : RANGKUMAN MATA PELAJARAN
SOSIOLOGI
Sosiologi
adalah ilmu yang
mempelajari atau membuat kajian tentang perilaku sosial antara individu
dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namanya hubungan
sosial, karena bagaimanapun hubungan tersebut mempengaruhi perilaku
orang-orang.
Manfaat ilmu sosiologi
Sosiologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang berbagai fenomena sosial ,yang memiliki manfaat
untuk menanamkan atau meningkatkan jiwa sensitivitas pada masing-masing
indivisu agar mampu menghargai dan menyayangi orang lain,sehingga memunculkan
rasa simpati dan empati bukan antipasti.
Norma sosial adalah
kebiasaan umum yang
menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah
tertentu.
Norma
akan berkembang
seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering
juga disebut dengan peraturan sosial.
Fungsi Norma ;
a.Mengatur tingkah
laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku
b.Menciptakan
ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
c.Membantu mencapai
tujuan bersama masyarakat
d.Menjadi dasar untuk
memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang melanggar norma.
NILAI SOSIAL
Nilai sosial adalah nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang.
MENURUT NOTONEGORO
Nilai Sosial adalah Segala sesuatu yang diciptakan manudia dan
digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
Macam-Macam nilai
Dimasyarakat;
Nilai Material
Nilai Material
Segala sesuatu yang
berguna bagi unsur fisik manusia.
Nilai Vital
Segala sesuatu yang
berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas.
Nilai Kerohanian
Segala sesuatu yang
berguna bagi batin (rohani) manusia. Macam-macam nilai kerohanian:
Nilai Kebenaran
Bersumber pada akal
manusia.
Nilai Keindahan
Bersumber pada rasa
keindahan (nilai estetika).
Nilai Kebaikan / Nilai
Moral
Bersumber pada kodrat
manusia / menurut suara hati manusia.
Nilai Religius
Bersumber pada ajaran Tuhan.
MENURUT CIRINYA
Nilai Dominan
Nilai yang dianggap
lebih penting dibandingan nilai lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu
nilai didasarkan pada hal-hal berikut:
·
Banyaknya penganut nilai tersebut.
·
Lamanya nilai tersebut digunakan atau tidak.
·
Tinggi rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut.
·
Prestise / kebanggaan penganut nilai tersebut di masyarakat.
Nilai yang Mendarah Daging
Nilai yang telah
menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga seseorang menjalankannya secara tak
sadar.
MENURUT SIFATNYA
Nilai Subjektif
Nilai suatu objek yang
bergantung pada subjek yang menilainya.
Nilai Objektif
Nilai suatu objek yang
melekat pada objeknya dan tidak bergantung pada subjek yang menilai (bersifat
universal).
MENURUT BIDANG PENERAPANNYA
Nilai Sosial
Nilai yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat, toleransi, solidaritas, musyawarah, dll.
Nilai Kesusilaan
Nilai yang berkaitan
dengan sopan santun dalam berbagai aktivitas masyarakat.
Nilai Seni
Segala sesuatu yang
dapat menimbulkan keindahan dan kekaguman.
Nilai Religius
Nilai yang bersumber
pada ajaran agama.
Nilai Ekonomi
Sesuatu yang dapat
memuaskan kebutuhan secara materiil atau berkaitan dengan proses produksi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.
Nilai Politik
Hal-hal yang berkaitan
dengan kekhasan serta cara mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai Edukatif
Segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan secara formal maupun non
formal.
Nilai Budaya
Nilai budaya bersifat langgeng, tidak mudah berubah aaupun tergantikan dengan nilai budaya yang lain. Anggota masyarakat memiliki nilai sebagai hasil proses belajar sejak masa kanak kanak hingga dewasa yang telah mendarah daging.
Contoh nilai budaya yang ada pada bangsa Indonesia adalah Pancasila dengan lima silanya yang merupakan satu kesatuan atau satu sistem. Tiap bagian bangsa Indonesia seperti suku suku memiliki nilai budaya atau sistem nilai budaya yang menjadi pedoman tingkah laku dalam kehidupan masyarakat. Berbagai suku bangsa berbeda memiliki dan mengamalkan nilai nilai seperti tolong menolong atau gotong royong, musyawarah setia kawan, harga diri, tertib dan sebagainya, yang tercermin dalam berbagai lapangan hidup, unsur unsur kebudayaan atau pranata pranata seperti religi, organisasi sosial, kekerabatan, mata pencaharian, unsur teknologi, kesenian dan sebagainya
PERILAKU MENYIMPANG
Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
a.Proses Sosialisasi yang tidak
sempurna
b.Proses sub kebudayaan yang menyimpang
c.Proses hasil belajar yang menyimpang
Hal-Hal yang Memengaruhi Terjadinya Perilaku Penyimpangan
Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi
oleh hal-hal berikut ini.
a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam
memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak
sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang
buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak
baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti
prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena
bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman,
pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang
dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan
anarkis.
JENIS PERILAKU MENYIMPANG
1)Penyimpangan Primer
1)Penyimpangan Primer
Penyimpangan primer disebut juga
penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa
dirinya melakukan penyimpangan.
Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoretcoret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan.
Bersifat sementara dan pertama kali dilakukan,Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoretcoret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan.
Bersifat sementara dan pertama kali dilakukan,Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
2 ) Penyimpangan sekunder
Contoh penyimpangan sekunder
Dilihat dari kadarnya penyimpangan
perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan
seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
Contohnya
Contohnya
Penyimpangan kelompok biasanya sulit
untuk dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai
nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota
kelompoknya.
Sikap fanatik yang dimiliki setiap
anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku
yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan kelompok lebih berbahaya
daripada penyimpangan individu.
3) Penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
3) Penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
Pengendalian Sosial untuk Pencegahan
dan Mengatasi Perilaku Menyimpang
1.PREVENTIF merupakan usaha pencegahan
terhadap penyimpangan
2.REPRESIF merupakan usaha mengembalikan
keserasian akibat pelanggaran norma
STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial merupakan tatanan
sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal
balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di
dalam masyarakat.
Ciri-ciri struktur sosial secara umum:
Ciri-ciri struktur sosial secara umum:
a. Bersifat abstrak,
artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Struktur sosial disini
merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai yang
terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan
kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
b. Terdapat dimensi vertikal
dan horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki
status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi satu sistem yang
tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi hingga struktur
status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial yang memiliki dimensi
harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.
c. Sebagai landasan sebuah proses
sosial suatu masyarakat, artinya proses sosial yang terjadi dalam suatu
struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi
oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
d. Merupakan bagian dari sistem
pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat, artinya struktur sosial
yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur berbagai bentuk
hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut.
e. Struktur sosial selalu berkembang
dan dapat berubah, struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan
masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu dalam struktur sosial terdapat
peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan, serta dalam
setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian
stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan, sebelum
terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat. Pada ciri yang kelima ini
dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan keteraturan sosial atau
keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat.
Berikut ini adalah tiga bentuk
masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan budayanya seperti yang
dikemukukan oleh Selo Soermardjan
a. Masyarakat sederhana,
1) Ikatan keluarga dan masyarakatnya
sangat kuat.
2) Organisasi sosial berdasarkan
tradisi turun-temurun.
3) Memiliki kepercayaan yang kuat
terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki lembaga-lembaga
khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar produksi hanya untuk
keperluan keluarga sendiri atau untuk pasaran dalam skala kecil.
7) Kegiatan ekonomi dan sosial
dilakukan secara gotong royong.
b. Masyarakata madya,
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi
hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati,
tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara
berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru
timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan
formal sampai tingkat lanjutan.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi
hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi
pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur masyarakat.
7) Gotong royong hanya untuk keperluan
di kalangan tetangga dan kerabat, sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas
dasar uang.
c. Masyarakat modern,
1) Hubungan sosial didasarkan atas
kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya
sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu
kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas
dasar keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan
ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.
3 Sifat Stratifikasi sosial (tertutup,
terbuka, campuran)
a.Stratifikasi Sosial Tertutup (Close Social
Stratification)
b.Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social
Stratification)
c.Stratifikasi Sosial Campuran
Pengertian Masyarakat
Multikultural
Adalah masyarakat majemuk yang tersusun
oleh sejumlah komunitas/ etnik yang memiliki kekuatan kompetitif tidak yang
kurang lebih seimbang.
- Adalah
masyarakat majemuk yang tersusun oleh sejumlah komunitas etnik dgn
kekuatan kompetitif lebih besar dari pada kelompok yang lainnya. dgn kata
lain bahwa suatu kelompok etnis mayoritas mendominasi kompetisi politik
atau ekonomi sehingga posisi kelompok-kelompok yang lain menjadi lebih
kecil.
- Adalah suatu
masyarakat di mana satu kelompok etnik minoritas memilili keunggulan
kompetitif yang luas sehingga mendominasi kehidupan politik atau ekonomi
masyarakat.
- Adalah
masyarakat yang terdiri dari sejumlah kelompok etnik, namun semuanya dalam
jumlah yang kecil sehingga tidak ada satu kelompok pun yang memiliki
posisi politik atau ekonomi yang dominant terhadap yang lainnya.
- Terjadi
segmentasi ke dalam kelompok sub budaya yang saling berbeda.
- Memiliki
struktur yang terbagi ke dalam lembaga non komplementer.
- Kurang
mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai yang
bersifat dasar.
- Secara relatif
integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling tergantung secara
ekonomi.
- Adanya dominasi
politik suatu kelompok atas kelompok lain.
- Golongan orang
Mongoloid. Bertempat tinggal di sebagian besar kepulauan Indonesia,
khususnya di kepulauan Sunda besar (kawasan Indonesia Barat), dgn
ciri-ciri rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo
matang.
- Golongan orang
Papua Melanosoid. Merupakan golongan penduduk yang bermukim di pulau
Papua, Kei dan Aru. Mereka mempunyai cirri fisik seperti rambut keriting,
bibir tebal, dan berkulit hitam.
- Golongan Vedoid,
antara lain orang-orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano,dan Tomura dgn
ciri-ciri fisik bertubuh relative kecil, kulit sawo matang,dan rambut
berombak.
- Tingkat ideologi
atau gagasan
- Tingkat politik
- Meninggalkan
sikap primodialisme, terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan
ekstrimisme (berlebih-lebihan).
- Mengembangkan
sikap saling menghargai (toleransi) terhadap nilai-nilai dan norma sosial
yang berbeda-beda dari angota masyarakat yang kita temui, tidak
mementingkan kelompok, ras, etnik, atau kelompok agamanya sendiri dalam
menyelenggarakan tugas-tugasnya.
- Mengembangkan
rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan
bernegara namun menghindarkan sikap chauvimisme yang akan mengarah pada
sikap ekstrim dan menutup diri akan perbedaan kepentingan dgn masyarakat
yang berada di negara-negara lain.
- Menegakkan
supremasi hukum, artinya bahwa suatu peraturan formal harus berlaku
pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan
agama yang mereka anut.
- Mengembangkan
kesadaran sosial dan menyadari peranan bagi setiap individu terutama para
pemegang kekuasaan dan penyelenggara kenegaraan secara formal.
- Menyelesaikan
semua konflik dgn cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan
adjudikasi.
Interaksi sosial
merupakan
hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu,
individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa
adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan
bersama.
Ciri-ciri Interaksi
sosial ;
a.Pelaku lebih dari
satu orang
b.ada komunikasi antar
pelaku dengan menggunakan symbol-simbol.
c.Ada dimensi waktu (
Masa Lampau,sekarang ,dan masa mendatang) yang menentukan sifat aksi yang
sedang berlangsung.
d.Ada tujuan-tujuan
tertentu,terlepas dari sama atau tidak nya tujuan tersebut dengan yang
diperkirakan oleh pengamat.
Bentuk-bentuk
interaksi sosial.
A.Interaksi
Sosial Disosiatif adalah proses sosial yang
mengarah pada konflik atau dapat merenggangkan solidaritas
kelompok. Proses disosiatif disebut pula proses oposisi.
Proses interaksi
sosial Disosiatif terdiri dari tiga bentuk, yaitu
1.Persaingan
Persaingan adalah
perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok social tertentu agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif,tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik.
2.Kotraversi
Kontraversi adalah
bentuk proses social yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau
konflik.
3.Konflik
Konflik atau
Pertentangan adalah proses sosial perorangan atau kelompok masyarakat tertentu
akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehinggga
menimbulkan asanya semacam jurang pemisah diantara mereka
BENTUK-BENTUK KONFLIK
SOSIAL
a.Konflik Sosial
adalah konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih yang disebabkan
adanya perbedaan pandangan ,pendapat dan ideology.
b.Konflik antar kelas
Sosial konflik yang disebabkan adanya kelas atau tingkatan yang berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya.
c.konflik Rasial
adalah konflik yang timbul karena perbedaan ras/ciri-ciri fisik.
d.Konflik Politik
konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan –tujuan
politis dari seseorang atau kelompok.
e.Konflik
Internasional adalah konflik yang terjadi antara satu negara dengan negara
lain.
PENYELESAIAN KONFLIK
a.Kompromi merupakan
penyelesaian konflik dengan mengurangi tuntutan.
b.Ajudikasi merupakan
penyelesaian konflik dipengadilan
c.Mediasi merupakan
akomodasi dengan pihak ke tiga yang netral
d.Arbitrasi ,merupakan
akomodasi dengan pihak ketiga yang ikut meyelesaikan masalah.
d.konsiliasi merupakan
akomodasi dengan mempertemukan pihak yang berselisih.
Bentuk Interaksi
sosial Asosiatif
adalah proses sosial yang mengarah pada
bentuk kerja sama dan menciptakan kesatuan
Bentuk-bentuk
Interaksi sosial Asosiatif
1. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama
dilakukan sejak manusia berinter-aksi dengan sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau
bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga lalu
meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama berawal dari
kesamaan orientasi.
2. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses
penyesuaian diri dari orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang semua
saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan
dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interraksi sosial dalam
kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Ini dapat
digunakan untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan menghargai kepribadian
yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan.
3. Asimilasi
Menurut Soerjono Soekanto, asimilasi
merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan
bersama. Artinya, apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu
kelompok manusia atau masyarakat, maka tidak lagi membedakan dirinya dengan
kelompok tersebut. Secara singkat proses asimilasi adalah peleburan dua
kebudayaan menjadi satu kebudayaan. Tetapi hal ini tidak semudah yang
dibayangkan karena banyak faktor yang memengaruhi suatu budaya itu dapat melebur
menjadi satu kebudayaan.
4.Akulturasi
Menurut Koentjaranigrat, akulturasi
diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabla suatu kelompok manusia
yang memiliki kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan
asing, dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat
laun dapat diterima dan tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri.Proses akulturasi yang berlangsung dengan baik dapat menghasilkan
integrasi unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri.
Yang paling mudah menerima kebudayaan
asing adalah generasi muda.
Coba kita amati begitu mudahnya
generasi muda kita menerima perkembangan model rambut penyanyi barat atau model
pakaian artis luar negeri,juga gaya hidup yang serba instan.
Biasanya unsur kebudayaan asing yang mudah diterima ialah unsur kebendaan, peralatan-peralatan yang
sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer,
handphone, mobil, dan lain-lain.
Sedangkan unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur
kebudayaan yang menyangkut ideologi,
keyakinan atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup. Seperti,
komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.
Cara Mencegah Penyimpangan
Sosial Di Lingkungan Keluarga
Cara Mencegah Penyimpangan
Sosial Di Lingkungan Sekolah
Cara Mencegah Penyimpangan
Sosial Di Lingkungan Masyarakat
1.Mengembangkan
kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini akan mampumeningkatkan rasa
kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antarsesama wargamasyarakat. Jika
dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka perilaku penyimpangan dapat
diminimalisasikan.
2.Membudayakan
perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalammenghormati
keputusan-keputusan bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan
jam belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
3.Mengembangkan
berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti perkumpulanPKK, Karang
Taruna, pengajian, atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan
kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut
dapat diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku
penyimpangan sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akanmerasa
malu jika melakukan tindakan penyimpangan sosial di lingkungan tempat
tinggalnya.
SOSIALISASI
SOSIALISASI ADALAH
UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Faktor yang
mempengaruhi perlunya sosialisasi
a..Keadaan fisik
berpengaruh terhadap perbedaan perlakuan dari orang disekitarnya.
b.Lingkungan Fisik (
Geografi)
c.Kebudayaan
menyebabkan perbedaan nilai dan norma yang signifikan terhadap perbedaan
kepribadian
d.Pengalaman kelompok
e.Pengalaman Unik
menyebabkan perbedaan pengalaman yang dialami seseorang berbeda satu dan yang
lainnya.
Fungsi Sosialisasi
Untuk mengenalkan
nilai dan norma agar seseorang mampu beradaptasi dengan tatanan sosial
masyarakat
Tujuan sosialisasi
a.Memberikan
ketrampilan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat hidup ditengah-tengah
masyarakat
b.Mengembangkan komunikasi
seseorang agar efektif
c.Melatih kemampuan
adaptasi seseorang terhadap nilai dan norma yang berlaku
d.Untuk memperoleh
berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pembelajaran baik dilingkungan formal
,informal dan non formal.
Tipe Sosialisasi.
a.Formal yaitu
sosialisasi melalui lembaga yang berwenang
b.Informal yaitu
sosialisasi yang terdapat di lingkungan masyarakat
Sosialisasi adalah proses
penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog
menyebut sosialisasisebagai teori mengenai peranan (role theory).
Agen soialisasi adalah pihak-pihak yang
melaksanakan atau melakukan sosialisasi.
4 agen
sosialisasi yang utama yaitu
-keluarga
-kelompok bermain,
-media massa,
-Lembaga pendidikan
sekolah.
Pesan-pesan yang
disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya
sejalan satu sama lain.
Kelas sosial atau
golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau
stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya.
Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun
tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang
sama.
Pengertian
Status Sosial (Kedudukan Sosial) adalah salah satu
tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau
masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya.
Pengertian Peran Sosial adalah
pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Peran adalah aspek
dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang yang melaksanakan hak dan
kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran.
Kelompok sosial adalah
kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling
berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota
masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Karena dalam
pengertian lembaga juga mengandung tentang seperangkat norma-norma,
peruturan-peraturan yang menjadi cirilembaga tersebut.
Lembaga merupakan
system yang kompleks yang mencangkup berbagai hal yang berhubungan dengan
konsep sosial, psikologis, politik dan hukum.
Fungsi Lembaga Sosial
a.memberi pedoman pada
anggota masyarakat
b.Menjaga Keutuhan
masyarakat.
c.Memebri pegangan
kepada masyarakat dalam system pengendalian masyarakat.
Lembaga-Lembaga
Pelaksana Pengendalian Sosial
1.Kepolisian,
merupakan lembaga pengendalian sosial yang bersifat formal. Guna terpeliharanya
keamanan dan ketertiban dalam negeri,
Peran kepolisian
sebagai alat Negara adalah:
· -Pemelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat,
· -Penegak
hokum.
· -Pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat,
· -Pencegah
sekaligus mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat,
· -Penyidik
berbagai jenis kejahatan,
· -Menerima
laporan tentang gangguan ketertiban masyarakat.
·
2. Pengadilan
Sebagaimana halnya
kepolisian, pengadilan adalah lembaga pengendalian sosial yang bersifat formal.
Pengadilan berhak
memberikan sanksi tegas kepada pelanggar hukum yang bersalah berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Dalam pengadilan
terdapat hakim, jaksa, pengacara yang masing-masing memiliki
peran, yaitu :
· Hakim berwenang
menjatuhkan putusan kepada pihak yang terbukti bersalah berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
· Jaksa berwenang
melakukan penuntutan terhadap seseorang yang dianggap bersalah melakukan
pelanggaran hukum berdasarkan ketentuan yang berlaku.
· Pengacara berwenang
melakukan pendampingan hukum dan pembelaan bagi seseorang yang melakukan
pelanggaran hukum.
3. Adat
Pada masyarakat
tradisional, lembaga pengendalian sosial dipegang oleh adat. Adat merupakan
salah satu wujud kebudayaan yang paling ideal berupa ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma atau peraturan yang dipahami, diakui, dipelihara secara terus
menerus oleh masyarakat dimana adat tersebut berada.
Lembaga adat merupakan lembaga
pengendalian sosial nonformal yang mengatur perilaku masyarakat agar tidak
menyimpang dari adat yang ada. Jika ada warga masyarakat yang melanggar adat
dimana ia berada, maka ia akan mendapat sanksi atau hukuman berupa teguran
secara lisan, membayar denda, dikucilkan atau bahkan diusir dari lingkungan
masyarakat.
Dalam adat, ketua
adat berperan besar dalam pengendalian sosial. Seringkali, lembaga adat
memiliki kekuatan hukum yang jauh lebih kuat karena sudah mengakar kuat dalam
masyarakat melalui proses sosialisasi.
4. Tokoh masyarakat
Yang dijadikan
sebagai tokoh masyarakat dalam suatu masyarakat adalah seseorang yang dianggap
sebagai panutan, pemimpin, memiliki pengaruh yang besar, dan disegani. Tokoh
masyarakat dapat bersifat formal misalnya kepala desa atau camat atau informal
yang pada umumnya tokoh agama seperti kiai, ajengan, ulama, pendeta atau biksu.
Sebagai salah satu
lembaga pengendalian sosial, dalam rangka membuat anggota masyarakatnya patuh
kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku dilakukan melalui :
· - Pendidikan ditujukan
kepada anggota masyarakat agar dapat mengetahui, memahami dan menerapkan
nilai-nilai serta norma yang berlaku. Dilakukan melalui berbagai bentuk komunikasi
kelompok seperti pertemuan warga atau acara keagamaan.
· -Nasehat ditujukan
kepada anggota masyarakat sebagai upaya pengingat agar anggota masyarakat tidak
melakukan pelanggaran terhadap nilai-nilai serta norma yang berlaku.
· -Bimbingan ditujukan
kepada anggota masyarakat sebagai upaya pencegahan terjadinya pelanggaran
terhadap nilai-nilai serta norma yang berlaku;
· - Pembinaan ditujukan
kepada anggota masyarakat yang melakukan pelanggaran agar kembali meresapi dan
menerapkan nilai-nilai serta norma yang berlaku;
· - Teguran
lisan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang melakukan
pelanggaran.
5. Media massa
Media massa sebagai
pengendali sosial berperan sebagai kontrol sosial sebagaimana halnya mahasiswa.
Pengendalian sosial yang dilakukan media massa adalah :
· -Pemberian
informasi atau sosialisasi kepada masyarakat luas
· -Pendidikan
kepada masyarakat
· -Kontrol
sosial dalam rangka pengawasan terhadap perilaku masyarakat dan penguasa
· -Pembentuk
opini publik untuk mempengaruhi sikap dan opini masyarakat tentang isu
tertentu.
6. Mahasiswa
Mahasiswa adalah
salah satu pelaku pengendalian sosial. Ketika terjadi ketidakadilan atau
ketimpangan dalam masyarakat sebagai penyebab terjadinya
tindakan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan penguasa,
mahasiswa langsung bergerak dengan melakukan demonstrasi.
Demonstrasi yang
dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan salah satu bentuk kontrol sosial
terhadap pemerintah atau pihak yang berkuasa dan merupakan salah satu peran dan
fungsi mahasiswa dalam masyarakat.
7. Sekolah
Sebagai lembaga
pendidikan formal, sekolah memiliki tugas penting yaitu mendidik para siswa
agar menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai serta macam-macam norma yang
dapat membangun siswa menjadi pribadi yang beradab dan berbudi pekerti luhur.
Seluruh elemen sekolah
seperti kepala sekolah dan guru memiliki kontribusi dalam rangka menjalankan
perannya sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial di sekolah.
-Kepala sekolah memiliki
berbagai tugas dan
fungsi kepala sekolah guna memimpin serta mengelola sekolah
sebagai lembaga pengendalian sosial di sekolah agar kehidupan di sekolah
berjalan dengan tertib.
Karena dengan
tertibnya sekolah maka kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekitar juga turut
menjadi aman dan tertib.
-Fungsi guru BK di
sekolah adalah memberikan konseling kepada siswa atau juga
kepada orang tua sebagai bentuk pelibatan dalam membantu menanamkan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat.
Guna menjaga
kehidupan dalam lingkungan sekolah berjalan dengan tertib, sekolah
melakukan berbagai macam upaya dalam bentuk sebagai berikut;
-Pemberlakuan tata
tertib sekolah bagi segenap siswa
-Keteladanan dan
bimbingan,
· -Teguran,
· -Hukuman
bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
Penerapan tata tertib
sekolah diberlakukan dengan harapan dapat menjadi benteng dari hal-hal yang menjadi penyebab tawuran antar
sekolah.
8. Keluarga
Walau lingkup
pengendalian sosialnya berada pada lingkungan keluarga, namun sebagai bagian
dari masyarakat keluarga juga berperan sangat penting sebagai lembaga
pengendalian sosial. Adapun peranan keluarga sebagai lembaga pengendalian
sosial dapat dilakukan melalui ;
-Penanaman dan pengembangan nilai-nilai
Agama yang mendasar melalui keteladanan, bimbingan, dorongan dan penerapan
· -Penanaman
dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya yang mendasar melalui keteladanan,
bimbingan, dorongan, dan penerapan
· -Pengenalan
atau sosialisasi nilai-nilai serta macam-macam norma yang ada di masyarakat
melalui keteladanan, bimbingan, dorongan, dan pelatihan
Organisasi sosial adalah
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena
adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru
dalam masyarakat.
Faktor-faktor
Pendorong Perubahan Sosial
a.Bertambahnya dan
berkurangnya penduduk ( akibat Kelahiran dan kematian)
b.Penemuan baru (
adanya discovery dan inventory)
c.Pertentangan dalam
masyarakat ( adanya Revolusi dan Pemberontakan)
d.Lingkungan alam atau
fisik disekitar manusia
e.Peperangan
f.Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
Bentuk-Bentuk
Perubahan Sosial
a.Revolusi merupakan
perubahan sosial budaya dalam waktu yang relative singkat
b.Evolusi merupakan
perubahan sosial dalam jangka waktu yang relative lama.
Discovery
Discovery adalah
penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru baik berupa suatu alat baru maupun
ide baru. Discovery akan menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui,
menerima, serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses discovery
sampai ke invention membutuhkan tidak hanya satu pencipta, tetapi rangkaian
dari beberapa pencipta.
- a) Kesadaran dari
perorangan adanya kekurangan dalam kebudayaan.
-b) Kualitas ahli-ahli dalam suatu
kebudayaan.
-c) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas
penciptaan dalam masyarakat.
Dengan demikian
inovasi berkaitan dengan pembaharuan kebudayaan khususnya mengenai unsur-unsur
teknologi dan ekonomi.Dalam masyarakat terdapat individu-individu yang sadar
akan adanya berbagai kekurangan tersebut
Kontak
Sosial
Kontak Sosial adalah
hubungan masing-masing pihak dalam berinteraksi baik dengan berbicara, tatap
muka, maupun bersalaman.
pengertian kontak
sosial adalah aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki
arti atau makna bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi tersebut dengan
reaksi.
Macam Macam Kontak
Sosial
Terdapat beberapa
macam kontak sosial yang terbagi menjadi beberapa yaitu sifat, cara, bentuk dan
tingkat hubungannya.
Berdasarkan caranya,
kontak sosial terdiri atas dua yaitu
1. Kontak
sosial langsung atau hubungan timbal balik antar individu maupun antarkelompok
terjadi secara fisik, seperti berbicara, tersenyum, bahasa tubuh, pelbagai aksi
lainnya seperti memukul dan sebagainya.
2. Kontak
sosial tidak langsung, yaitu kontak yang terjadi dengan adanya mediator atau
perantara seperti televisi, surat kabar, radio, email, dan alat ataupun
perantara lainnya.
Macam macam kontak
sosial berdasarkan sifatnya ada tiga yaitu:
1. Kontak sosial
antara individu dengan individu
2. Kontak sosial
antara individu dengan kelompok
3. Kontak sosial
antara kelompok dengan kelompok
Macam macam kontak
sosial berdasarkan bentuknya terdiri atas dua yaitu:
1. Kontak
sosial positif adalah kontak sosial yang membentuk hubungan sosial yang berpola
kerja sama
2. Kontak
sosial negatif adalah kontak sosial yang membentuk hubungan sosial yang bertentangan
dan bahkan berakibat hilangnya hubungan sosial seperti putusnya interaksi
tersebut.
Macam macam kontak
sosial bila dilihat dari tingkat hubungannya terdiri atas dua yaitu:
1. Kontak
sosial primer adalah kontak sosial yang terjadi bila adanya hubungan langsung
seperti bertemu atau bertatap muka secara langsung atau dengan kata lain tanpa
adanya perantara sehingga pihak yang satu dan pihak yang lain dapat saling
mengetahui perwujudan masing masing.
2. Kontak
sosial sekunder adalah kontak sosial yang tidak memungkinkan kedua pihak untuk
mengetahui perwujudan masing masing dikarenakan adanya mediator atau perantara.
Sehingga, terjadi kontak sosial yang kurang sempurna seperti melalui telepon,
email, surat, acara televisi dan lainnya.
Sehingga dapat kita
Tarik kesimpulan kontak sosial
berbeda dengan komunikasi.
Perbedaannya adalah
dalam komunikasi diperlukan adanya pemahaman terhadap makna pesan oleh kedua
pihak
Kepribadian adalah
keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu
lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang
Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain.
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah
setiap perilaku yang
tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang
melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilakuyang sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.
a. Bentuk
Penyimpangan Sosial Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1 ) Penyimpangan
primer
Penyimpangan primer
disebut juga penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak
menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan
Penyimpangan primer
dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak
begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok
tetangga, ataupun balapan liar di jalan.
2)Penyimpangan
sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan
dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun
pelakunya sudah dikenai sanksi.
Bentuk penyimpangan
ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan
pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga
pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
b . Bentuk
Penyimpangan Sosial Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1 ) Penyimpangan
individu (individual deviation)
Penyimpangan jenis
ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya
seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap
individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak
yang durhaka terhadap orang tua.
2 ) Penyimpangan
kelompok (group deviation)Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh
beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang.
Pesta narkoba yang
dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok
suku, ataupun pemberontakan.
3 ) Penyimpangan
campuran (mixture of both deviation)
Penyimpangan campuran
diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya
waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut
melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya.
Sikap antisosial adalah
bentuk sikap seseorang yang secara sadar atau tidak sadar
tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam
masyarakat. Menurut Kartasapoetra, sikap antisosial merupakan
sebab dan juga sebaliknya sebagai akibat dari terjadinya perilaku menyimpang.
Pengendalian sosial
preventif adalah
pengendalian sosial ynag dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan
sosial dalam masyarakat. Pengendalian ini dilakukan sebelum terjadinya
penyimpangan di dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
penyimpangan dalam masyarakat. Pengendalian preventif dapat dilakukan melalui
pendidikan di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Misalnya untuk menghindari terjadinya
perkelahian antar pelajar, seorang guru memperingatkan atau menasihati
murid-muridnya agar sepulang sekolah lekas pulang ke rumah dan tidak nongkrong
di tempat-tempat umum.
Pengendalian sosial
represif adalah
pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat setelah terjadi
penyimpangan. Adapun caranya dapat mengambil tindakan dan menjatuhi hukuman
bagi para pelakunya dengan tujuan agar menyadari kesalahan-kesalahannya dan
kemudian kembali ke jalan yang benar. Pengendalian ini dilakukan secara tegas
dengan maksud untuk memberikan efek jera bagi para pelakunya.
Contoh: pemberian hukuman mati bagi
terpidana kasus pembunuhan.
Berdasarkan caranya,
kita mengenal dua jenis pengendalian sosial,yaitu pengendalian sosial persuasif
dan pengendalian sosial koersif
.
Pengendalian sosial
persuasif
adalah usaha pengendalian sosial dengan cara mengajak atau membimbing anggota
masyarakat agar dapat bertindak sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat.
Pengendalian ini terkesan halus dan menghimbau dengan menggunakan penekanan
pada aspek kognitif(pengetahuan) dan afektif(sikap). Pengendalian dengan cara
ini dilakukan tanpa menggunakan kekerasan dan paksaan.
Cara ini akan efektif apabila
diterapkan pada masyarakat yang cenderung aman, tenteram, dan teratur karena
masing-masing anggota masyarakat telah menyadari dan mengetahui norma-norma
yang ada di masyarakat.
Contoh: seorang guru yang menasihati
muridnya karena ketahuan mencuri uang temannya. Guru itu berusaha untuk memberi
pengertian pada murid tersebut bahwa perbuatannya itu tidak baik, tercela,
berdosa, dan merugikan diri sendiri karena akan dikucilkan dari pergaulan
dengan sesama teman.
Pengendalian sosial
koersif adalah
usaha pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan ancaman atau
kekerasan fisik. Jenis pengendalian ini biasanya diterapkan pada masyarakat
yang tidak teratur, di mana banyak terjadi penyimpangan di dalamnya. Penggunaan
paksaan dan kekerasan fisik ini dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera pada si
pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Pengendalian ini merupakan alternatif
terakhir apabila pengendalian dengan cara yang lain sudah tidak mampu lagi untuk
mengendalikan penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Contoh: perbuatan main hakim sendiri
terhadap penjambret yang tertangkap massa.
Menurut resmi dan
tidaknya, pengendalian sosial di masyarakat kita bedakan atas pengendalian
sosial resmi dan pengendalian sosial tidak resmi.
Pengendalian sosial
resmi adalah
pengendalian sosial yang dilakukan oleh badan-badan resmi negara atau
pemerintah. Misalnya: badan keagamaan, pengadilan. kepolisian. dan lain-lain.
Badan-badan tersebut pada dasarnya
bertugas untuk mengawasi sejauh mana peraturan yang dibuat oleh negara itu,
seperti undang-undang, peraturan pemerintah. ketetapan MPR, dan peraturan
presiden, ditaati dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat.
Contoh: badan atau lembaga keagamaan
melakukan pengawasan terhadap masyarakat untuk mengetahui ketaatan masyarakat
akan perintah dan larangan yang terdapat dalam ajaran agama masing-masing.
Pengendalian sosial
tidak resmi dilaksanakan demi terpeliharanya
peraturan-peraturan tidak resmi yang dimiliki oleh masyarakat, yaitu peraturan
tidak tertulis hasil kesepakatan bersama di antara anggota-anggota masyarakat.
Meskipun demikian pengaruhnya seringkali lebih tajam dan hasilnya lebih besar.
Pengawasan ini dilakukan di dalam kelompok primer, misalnya keluarga, RT, dan
paguyuban.
Menurut siapa
pelakunya, kita mengenal dua jenis pengendalian sosial, yaitu pengendalian
sosial institusional dan pengendalian sosial berpribadi.
Pengendalian sosial
institusional
adalah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki oleh
lembaga atau institusi tertentu. Pola-pola kelakuan dan kaidah-kaidah lembaga
itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat di
sekitar atau di luar lembaga tersebut.
Contoh: suatu daerah yang terdapat
asrama TNI/Polri. Orang-oang di asrama itu mengikuti peraturan yang ada dan
mengikuti pola-pola yang berlaku, seperti cara berperilaku atau bertindak, cara
berpakaian, cara mengisi waktu luang, cara berolahraga, dan lain-lain yang
semuanya di bawah pengawasan institusi atau asrama. Secara sadar atau tidak hal
itu lambat laun menjalar pada masyarakat yang ada di sekitar asrama.
Pengendalian sosial
berpribadi adalah
pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu, artinya tokoh yang berpengaruh
itu dapat dikenal.Misalnya: orang-orang yang terdekat, seperti keluarga. Baik
buruknya tingkah laku seseorang sangat ditentukan oleh sosialisasi yang dialami
seseorang itu dalam keluarga.
Menurut tekniknya,
kita dapat membedakan pengendalin sosial atas compultion dan pervation.
Compultion adalah
pengendalian sosial yang dilakukan dengan menciptakan situasi dan kondisi
sedemikian rupa sehingga seseorang atau masyarakat menjadi tenang, tenteram,
dan damai yang akhirnya menjadi taat dan patuh pada norma-norma yang berlaku.
Contoh: kebijakan pemerintah menaikkan
tarif dasar listrik (TDL) yang mendapat reaksi dan aksi protes dari berbagai
elemen masyarakat dengan melakukan demonstrasi agar kebijakan tersebut dicabut.
Namun dengan adanya pengertian yang
diberikan oleh pemerintah, kaitannya dengan kondisi perekonomian negara kita,
maka akhirnya masyarakat memahami dan menghentikan demonstrasi, sehingga
keadaan kembali seperti semula yaitu aman, tenang, dan teratur.
Pervation adalah pengendalian
sosial yang dilakukan dengan menyampaikan nilai dan norma secara berulang-ulang
dan terus-menerus kepada seseorang atau masyarakat yang telah melakukan
penyimpangan atau untuk mencegah penyimpangan dengan harapan apa yang telah
disampaikan itu masuk dalam jiwa seseorang, sehingga masyarakat akan sadar dan
taat pada norma yang berlaku.
Contoh: sosialisasi bahaya narkoba,
terutama bagi para generasi muda (pelajar) yang dapat dilakukan secara
terus-menerus melalui sekolah-sekolah dan berbagai media massa, baik cetak maupun
elektronik, dengan harapan masyarakat dan generasi muda menjadi tahu dan dapat
memahami akibat negatif dari narkoba, sehingga tidak mencoba-coba untuk
mengonsumsinya.
Cara pengendalian ¡ni
bisa kita lakukan melalui sosialisasi dan tekanan sosial.
Melalui sosialisasi seseorang akan dapat
menjalankan peran atau kewajibannya sesuai dengan status atau kedudukannya,
sehingga dapat berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat.
Contoh: seorang anak yang sudah
terbiasa dididik untuk melakukan pekerjaan pekerjaan di lingkungan keluarga,
sesuai dengan perannya sebagai seorang anak, seperti menyapu, mencuci piring,
atau merapikan kamar sendiri. Apabila anak tersebut memasuki dalam lingkungan
pergaulan yang lebih luas, seperti sekolah dan masyarakat, maka dia akan dapat
memposisikan dirinya sesuai dengan status yang disandangnya.Cara ini merupakan
suatu proses yang lahir dari kebutuhan individu akan penerimaan kelompok.
Keinginan kelompok dapat digunakan untuk menerapkan norma-norma yang ada agar
para anggotanya dapat merealisasikannya.
Inovasi merupakan
setiap ide atau pun gagasan baru yang belum pernah ada atau pun diterbitkan
sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi terobosan-terobosan baru mengenai
sebuah hal yang diteliti oleh sang inovator (orang yang membuat inovasi).
Inovasi biasanya sengaja dibuat oleh sang inovator melalui berbagai macam aksi
atau pun penelitian yang terencana.
Ritualisme adalah sikap
seseorang menerima cara-cara yang diperkenalkan sebagai bagian dari bentuk
upacara (ritus) tertentu, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.
Contohnya upacara dan perayaan masih diselenggarakan tetapi makna dan
fungsinya telah hilang.
Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial dapat kita
artikan pembedaan warga masyarakat ke dalam golongan-golongan atau
kelompok-kelompok secara horisontal (sejajar) yakni pengelompokan masyarakat
dari sudut fisik semata.
Adapun ciri-ciri
diferensiasi sosial yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Ciri-ciri fisik,
Yakni ciri-ciri yang
berhubungan dengan sifat-sifat kasat mata yang ditunjukkan oleh ras,
sepertibentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna
mata, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya ciri-ciri fisik yang ditunjukkan
oleh manusia merupakan anugerah Alloh Ta'ala sehingga adanya bentuk-bentuk
diskriminasi seperti politik aphartheid atau rasdiskriminasi yang sempat
diterapkan di Afrika Selatan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai
kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan. Bahkan dalam ajaran islam disebutkan
bahwa Alloh sekali-kali tidak menilai manusia dari bentuk dan ciri fisiknya,
akan tetapi lebih pada hati dan amal kebajikannya.
b.Ciri-ciri Sosial
Adalah ciri-ciri yang
berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagaimana sudah maklum bahwa setiap warga masyarakat memiliki fungsi dan
tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan profesi, pekerjaan, maupun mata
pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk
kepentingan sosial. Profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian yang dipilih
oleh seseorang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat vertikal,
melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara orang yang satu
dengan orang yang lain yang bersifat horisontal.
c. Ciri-ciri budaya
Merupakan ciri-ciri
yang berhubungan dengan adat istiadat dan ke- budayaan yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang
berbeda-beda. Di Indonesia saja, terdapat sekitar dua ratusan sistem adat dan
sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Madura,
Lombok, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan dunia tentu sistem adat
dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya. Masyarakat Asia, Afrika,
Australia, Eropa, dan Amerika tentu mamiliki karakteristik yang khas yang
membedakan satu sama lain.
Bentuk-Bentuk
Diferensiasi Sosial
Berdasarkan ciri-ciri
di atas (fisik, sosial, dan budaya) bentuk-bentuk diferensiasi sosial
(perbedaan sosial) dapat dibedakan atas enam macam, yaitu: diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin, ras, profesi, klan,
suku bangsa, dan agama.
a. Diferensiasi
Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin
Secara alamiah dan
kodrati, pria dan wanita terlahir dengan berbagai perbedaan fisik, sifat maupun
kecenderungan. Laki-laki pada umumnya lebih kuat secara fisik dan menyukai hobi
serta profesi yang lebih menantang dibandingkan perempuan yang diciptakan lebih
lemah secara fisik. Jika hal seperti itu terjadi semata-mata merupakan
kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria dan wanita, bukan diskriminasi.
b. Diferensiasi Sosial
Berdasarkan Ras
Ras merupakan
pengelompokan manusia yang didasarkan atas ciri-ciri fisik atau biologis yang
melekat pada diri manusia. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki
oleh manusia, seperti postur tubuh, bentuk dan warna rambut, bentuk dan warna
mata, warna kulit, bentuk hidung, bentuk bibir, bentuk wajah, dan lain sebagainya.
c. Diferensiasi Sosial
Berdasarkan Profesi
Yaitu diferensiasi
yang didasari suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam kehidupan
bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan
yang merupakan sumber penghasilan seperti guru, seniman, dokter, arsitek,
militer, olah ragawan, politisi, petani, advokat, pedagang, pengusaha, dan lain
sebagainya.
d. Diferensiasi Sosial
Berdasarkan Klan
Klan merupakan suatu
satuan sosial yang didasarkan atas hubungan darah atau keturunan (geneologis).
Biasanya klan atau kelompok kekerabatan ditarik berdasarkan garis keturunan
(unilateral). Dalam klan dikenal istilah patrilinel dan matrilineal. Istilah
patrilineal, adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari
pihak bapak sedangkan matrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis
keturunan dari pihak ibu.
Bentuk klan dapat
dengan mudah kita temukan di Indonesia, salah satunya klan yang ada pada budaya
Batak yang disebut dengan marga, seperti Marga Simanjuntak, Marga Hutabarat,
Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan lain sebagainya.
e. Diferensiasi Sosial
Berdasarkan Suku Bangsa
Diferensiasi suku
bangsa bersifat horisontal sehingga masing- masing suku bangsa memiliki
persamaan derajat, harkat, dan martabat. Ciri-ciri yang paling menonjol yang
merupakan identitas suku bangsa adalah bahasa dan kebudayaan. Oleh karena itu,
diferensiasi sosial (perbedaan sosial) berdasarkan suku bangsa sering
ditunjukkan dengan adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan.
f. Diferensiasi Sosial
Berdasarkan Agama
Agama merupakan suatu
sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang
disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan, baik hubungan antara sesama
manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Menurut Soerjono Seokanto, bahwa
stratifiksai dibagi ke dalam 3 sifat yaitu di antaranya:
Stratifikasi sosial tertutup adalah
pelapisan dalam masyarakat yang tidak memungkinkan masyarakat untuk berpindah
dari tingkat yang satu ke tingkat yang lain. Stratifikasi sosial tertutup ini
biasanya terjadi pada masyarakat yang bersifat kasta maupun feodal. Akibatnya
kemajuan akan pola perilakunya sangat lambat.
Sistem pelapisan sosial tertutup di
Indonesia terjadi pada masyarakat Bali. Masyarakat tersebut adalah penganut
agama Hindu yang mengajarkan sistem kasta. Menurut ajaran Hindu bahwa
masyarakat dibagi menjadi empat kasta yaitu Brahmana, Satria, Versia, dan Sudra.
Dasar perkastaan tersebut adalah sesuai dengan keturunan. Dalam pelaksanaannya
bahwa masyarakat hanya diperbolehkan untuk berinteraksi antar sesama kasta dan
tidak memungkinkan untuk melakukan gerakan sosial antar kasta.
Dengan sistem stratifikasi tertutup
demikian maka masyarakat menjadi terkungkum sehingga sulit untuk maju.
Ciri-ciri masyarakat kasta di Bali:
Advertisement
· Masyarakat
dibagi berdasakan kasta dalam ajaran Hindu.
· Setiap
kasta yang dimiliki seseorang berlaku selamanya.
· Adanya
sistem perkawinan indogami.
· Terbatasnya
interaksi sosial antar kasta.
Stratifikasi sosial terbuka memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk dapat berpindah dari posisi yang dimilikinya.
Perpindahan ini dikarenakan adanya perbedaan kemampuan diantyara individu yang
berkaitan dengan skill dan pengetahuan. Stratifikasi demikian
biasanya terjadi pada masyarakat modern yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi. Dan terjadinya perpindahan ini dikarenakan faktor pendidikan.
Bentuk pelapisan sosial campuran ini
biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen. Letak
daerahnya adalah peralihan antara desa dan kota sehingga masih memiliki dua
kebudayaan yang masih menyatu. Stratifikasi sosial campuran adalah bentuk
pelapisan yang terjadi dalam masyarakat yang memungkinkan terjadi suatu
perpindahan atau mobilitas antar kelas pada batas-batas kelas tertentu.
Misalnya, soerang masyarakat yang dapat bermutasi untuk bekerja sebagai
pimpinan tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau tokoh masyarakat.
INTEGRASI SOSIAL
Integrasi berasal dari
bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.lain di antara dua pihak atau lebih.
sosial secara
sosiologis adalah proses penyesuaian diantara unsur-unsur sosial yang
saling berbeda seperti norma, nilai, pranata, sistem religi, peranan sosial,
lembaga sosial dan lain sebagainya yang menghasilkan pola kehidupan yang sesuai
dan serasi yang fungsinya bagi masyarakat.
Pengertian integrasi
dipandang dari segi politis ialah proses menyatukan berbagai kelompok sosial,
aliran, dan kekuatan-kekuatan lainnya dari seluruh wilayah tanah air guna untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat, dinamis, berkeadilan
sosial, demokratis berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Integrasi ini sering
disebut juga dengan integrasi nasional.
Adapun bentuk-bentuk
integrasi sosial yang harus diketahui yaitu sebagai berikut:
♦ Integrasi Instrumental yakni integrasi yang
tampak secara visual dari adanya ikatan-ikatan sosial diantara
individu-individu didalam masyarakat. Adapun cirri-ciri integrasi instrumental
ialah:
· Adanya
norma atau kepentingan tertentu sebagai pengikat atau instrument;
· Adanya
keseragaman aktivitas keseharian;
· Adanya
keseragaman pakean dan;
· Adanya
tujuan tertentu yang disesuaikan dengan kepentingan kelompok.
♦ Integrasi Ideologis yakni suatu bentuk
integrasi yang tidak terlihat atau nampak secara visual yang terbentuk dari
ikatan spiritual atau ideologis yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah
tanpa adanya suatu paksaan dan ikatan. Interaksi ieologis ini menggambarkan
adanya kesepahaman dalam nilai-nilai, persepsi, serta tujuan diantara
orang-orang yang terikat menjadi satu kesatuan sosial. Adapun ciri-ciri
integrasi ini ialah sebagai berikut:
· Adanya
persamaan nilai-nilai yang mendasar yang terbentuk atas kehendak sendiri dan
bukan atas dasar adanya ikatan atau paksaan;
· Adanya
persamaan persepsi, yakni suatu pandangan yang diilhami oleh nilai-nilai yang
sama diantara anggota kelompok;
· Adanya
persamaan orientasi kerja diantara anggota kelompok;
· Adanya
tujuan yang sama yang mengacu pada prinsip-prinsip ideologis yang dianut.
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial
adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari
status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam suatu struktur
sosial pada masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan
stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas sosial merupakan
gerak pindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke
atas maupun dari atas ke bawah.
Dalam hal ini,
masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat terbuka merupakan masyarakat yang
memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan masyarakat yang
berkelas sosial tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Hal ini
mengingat pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali,
bahkan tidak memungkinkan terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke
lapisan yang lain.
Namun demikian, tidak
menutup kemungkinan mobilitas sosial terjadi dalam konteks diferensiasi sosial,
yaitu perpindahan penduduk secara horizontal yang tidak menunjukkan
tingkatantingkatan. Dalam diferensiasi sosial akan terjadi pula mobilitas
anggota kelompok, meskipun tidak seperti yang terjadi dalam stratifikasi
sosial. Misalnya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang dikenal
dengan istilah urbanisasi.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
- Dalam
kehidupan sosial budaya di masyarakat, kita mengenal tiga bentuk mobilitas
sosial, yaitu mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal.
a. Mobilitas Fisik
(Physical Mobility)
Mobilitas fisik
memberi kemungkinan dan kesempatan kepada seseorang untuk memindahkan tempat
kediaman dalam hubungannya dengan alat-alat transportasi dan lalu lintas
modern. Artinya, dengan adanya alat-alat transportasi dan lalu lintas modern,
akan memberikan kemudahan anggota masyarakat untuk melakukan perpindahan dari
satu daerah ke daerah lain.
Akibatnya, akan
terjadi proses-proses asimilasi dan akulturasi yang selanjutnya akan membawa
pengaruh tertentu, misalnya kita sering tidak mengenal latar belakang sosial
dari seorang pendatang baru. Contohnya, dengan adanya alat transportasi dan
lalu lintas mutakhir, seperti pesawat terbang, kereta api cepat atau yang
lainnya, merangsang pemikiran seseorang untuk melakukan perpindahan secara
fisik dari satu tempat ke tempat lainnya.
b. Mobilitas
Horizontal (Horizontally Mobility)
Menurut Soerjono
Soekanto, mobilitas horizontal dapat diartikan sebagai perpindahan individu
atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya yang
sederajat. Atau dapat dikatakan pula sebagai perpindahan status sosial yang
dialami seseorang atau sekelompok warga secara mendatar dalam lapisan sosial
yang sama.
Mobilitas sosial
horizontal ini memberi kemungkinan perubahan dalam pekerjaan dan atau kedudukan
yang tidak bersifat sebagai suatu pergeseran dalam hierarki sosial. Ciri utama
mobilitas sosial horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak
mengalami perubahan.
Dalam masyarakat,
kita mengenal dua bentuk mobilitas horizontal, yaitu mobilitas horizontal
intragenerasi dan mobilitas horizontal antargenerasi.
1. Mobilitas
horizontal intragenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam diri
seseorang. Misalnya seorang dosen sebuah perguruan tinggi swasta yang ingin
memperbaiki nasibnya. Ia mencoba mengikuti serangkaian tes untuk diterima
sebagai dosen di perguruan tinggi negeri. Setelah melewati beberapa tahapan
tes, akhirnya ia diterima dan menjadi dosen di perguruan tinggi negeri.
2. Mobilitas
horizontal antargenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam dua
generasi atau lebih. Misalnya, Sukardono adalah seorang anggota TNI dengan
pangkat mayor, yang dapat digolongkan ke dalam lapisan menengah. Sedangkan
Munaf, anaknya, tidak mau mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang anggota TNI,
dan lebih memilih menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri yang berada
pada lapisan menengah pula. Perubahan dari pekerjaan sang ayah sebagai anggota
TNI dengan pangkat mayor ke anaknya sebagai seorang dosen perguruan tinggi
negeri merupakan bentuk mobilitas horizontal antar generasi yang dapat kita
temui di masyarakat.
c. Mobilitas Vertikal
(Vertically Mobility)
Mobilitas vertikal
adalah sebuah peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas vertikal ini
memberi kemungkinan terjadinya pergeseran status, baik ke atas maupun ke bawah.
Macam-Macam Mobilitas
Vertikal
Berdasarkan
penjelasan tersebut, sesuai dengan arahnya kita dapat membedakan mobilitas
vertikal atas mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun.
a. Mobilitas vertikal
naik (social climbing atau upward mobility)
adalah peralihan
individu atau objek-objek sosial menuju pada tingkat yang lebih tinggi. Adapun
yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini adalah sebagai berikut.
· Masuknya
individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
· Pembentukan
kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari
kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.
b. Mobilitas vertikal
turun (social sinking atau downward mobility)
adalah peralihan
individu atau objek-objek sosial menuju pada tingkat yang lebih rendah. Adapun
yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini adalah sebagai berikut.
· Turunnya
kedudukan sosial individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
· Turunnya
derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi dalam kelompok
sebagai suatu kesatuan.
Di samping itu, kita
juga dapat membedakan mobilitas vertikal ini atas mobilitas vertikal
intragenerasi dan mobilitas vertikal antargenerasi.
a. Mobilitas vertikal
intragenerasi
adalah mobilitas
vertikal yang terjadi dalam diri seseorang atau mobilitas yang dialami oleh
orang itu sendiri. Misalnya bekerja di perusahaan itu Resita adalah seseorang
yang bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Pada
awalnya, ia melamar dan diterima sebagai reporter atau wartawan. Karena
prestasinya, dua tahun kemudian ia dinaikkan kedudukannya sebagai redaktur.
Setelah dua tahun menjadi redaktur, dirinya dinilai pantas untuk menduduki
jabatan sebagai pimpinan redaksi, dikarenakan dedikasinya kepada perusahaan sangat
baik.
Dalam hal ini, Resita
mengalami mobilitas vertikal intragenerasi naik. Selain itu juga ada mobilitas
vertikal intragenerasi turun. Contohnya adalah yang diturunkan pangkatnya atau
bahkan dikeluarkan (desersi)dari kesatuan karena menyalahgunakan kekuasaan
seorang anggota militer.
b. Mobilitas vertikal
antargenerasi
adalah mobilitas
vertikal yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya generasi
ayah–ibu, generasi anak, generasi cucu dan seterusnya, atau generasi sekarang
dengan generasi terdahulu. Contohnya, zaman dulu ayahnya adalah seorang buruh
tani yang tidak berpendidikan dan miskin, tetapi ia berhasil mendidik dan
menyekolahkan anaknya, sehingga anaknya menjadi seorang sarjana dan kemudian
menjadi seorang pengusaha sukses yang kaya.
2. Prinsip Umum
Mobilitas Vertikal
Berdasarkan
penjelasan mengenai mobilitas vertikal di atas, perlu kamu ketahui bahwa
Pitirim A. Sorokin mengemukakan adanya beberapa prinsip umum yang sangat
penting bagi mobilitas vertikal, antara lain sebagai berikut.
· Hampir
tidak ada masyarakat yang sifat sistem pelapisannya secara mutlak tertutup,
sekalipun itu pada masyarakat yang memakai tipe kasta seperti di India,
walaupun mobilitas sosialnya hampir tidak tampak, namun diyakini proses mobilitas
sosial vertikal ini pasti ada.
· Betapapun
terbukanya sistem pelapisan sosial dalam suatu masyarakat, tidak mungkin
mobilitas sosial vertikal dapat dilakukan sebebas-bebasnya, atau dengan kata
lain sedikit banyak pasti ada hambatannya.
· Tidak
ada mobilitas sosial vertikal yang umum yang berlaku bagi semua masyarakat.
Setiap masyarakat memiliki ciri-ciri khas dalam mobilitas
sosialvertikal.
· Laju
mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik,
serta pekerjaan adalah berbeda-beda
SALURAN MOBILITAS SOSIAL
a.Angkatan Bersenjata
b.Lembaga keagamaan
c.Lembaga Pendidikan
d.Organisasi Politik
e.Organisasi Ekonomi
f.Organisasi Keahlian
atau Profesi
g.Saluran atau ikatan
Perkawinan
FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
a.Perbedaan Ras dan
Agama
b.Diskriminasi Kelas
c.Pengaruh
Sosialisasi yang kuat sehingga tidak sempat melakukan mobilitas
d.Kemiskinan
e.Perbedaan jenis
kelamin.
MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di
dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada
dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem,
Pada kehidupan bermasyarakat sering
kita jumpai kelompok masyarakat yang mempunyai karakter yang beranekaragam.
Semua itu berhubungan dgn tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Masyarakat yang berbeda-beda tersebut sering disebut sebagai masyarakat
multikultural atau disebut juga masyarakat majemuk.
Pengertian Masyarakat
Multikultural
a. Pengertian Masyarakat
Multikultural Menurut Furnival
Masyarakat multikultural adalah suatu
masyarakat yang terdiri atas 2 atau lebih komunitas (kelompok) yang secara
kultural dan ekonomi terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang
berbeda antara yang satu sama lainnya.
Menurut ilmuan ini, berdasarkan
konfigurasi dan komunitas etnik dibedakan menjadi 4 kategori yaitu:
1). Masyarakat majemuk dgn kompetisi
seimbang.
2). Masyarakat majemuk dgn mayoritas
dominan
3). Masyarakat mejemuk dgn minoritas
dominant.
4). Masyarakat majemuk dgn fragmentasi.
c. Pengertian
Masyarakat Multikultural Menurut Pierre L. Van den Berghe
Beliau secara khusus tidak
mendefinisikan mengenai masyarakat multikultural namun hanya mengungkapkan
tentang karakteristik yang menjadi sifat-sifat masyarakat multikultural yaitu
sebagai berikut.
b. Pengertian
Masyarakat Multikultural Menurut Dr. Nasikun
Masyarakat majemuk adalah suatu
masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai yang dianut oleh berbagai
kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga
para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai
suatu keselutuhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang
memiliki dasar-dasar utk saling memahami satu sama lain.
Masyarakat Indonesia
yang Multikultural
Indonesia merupakan negara yang kaya,
baik dalam bentuk kekayaan sumber daya alam atau kekayaan sumber daya sosial.
Walaupun negara Indonesia mempunyai tingkat kemajemukan yang tinggi namun tetap
kokoh sebagai suatu kesatuan, karena didasarkan pada semboyan Bhineka Tunggal
Ika. Namun demikian, tidak berarti pada masyarakat Indonesia tidak terjadi
gejolak-gejolak yang mengarah kepada pepecahan dalam segala bidang kehidupan.
Kebhinekaan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari dua cara yaitu.
a. Secara Horizontal
(Diferensiasi)
1). Perbedaan Fisik atau ras
Penduduk Indonesia jika didasarkan pada
perbedaan fisik atau rasnya, maka dapat di kelompokkan menjadi:
2). Perbedaan suku bangsa
Negara Indonesia adalah negara yang
kaya akan suku bangsa, ada sekitar 300an suku bangsa dgn jumlah setiap sukunya
beragam, mulai dari beberapa ratus orang saja hingga puluhan juta orang. Suku
yang mempunyai populasi terbanyak antara lain suku Jawa, Sunda, Dayak, Batak,
Minang, Melayu, Aceh, Manado, dan Makasar. Selain itu, terdapat pula suku
bangsa yang jumlah penduduknya hanya sedikit, misalnya suku Nias, Kubu,
Mentawai,Asmat dan suku lainnya.
3). Perbedaan agama
Kepercayaan aninisme dan dinanisme
adalah kepercayaan yang paling tua dan berkembang sejak zaman prasejarah,
sebelum bangsa Indonesia mengenal tulisan. Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia
dari daratan India sekitar pada abad ke 5 SM, bukti-bukti tertulisnya ditemukan
di kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) dan kerajaan Tarumanegara (Bogor). Agama
Islam datang dari Arab Saudi melalui India Selatan di abad ke-7. Agama Islam
menjadi agama terbesar dan dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Orang
Eropa datang ke Indonesia pada awal abad ke-19 dgn membawa agama Nasrani yang
kemudian hari juga banyak dianut oleh penduduk Indonesia.
4). Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu
yang sangat alami. Perbedaan seperti ini tidak menunjukkan adanya tingkatan
atau perbedaan kedudukan dalam sistem sosial. Anggapan superior bagi laki-laki
dan inferior bagi perempuan adalah tidak benar. Masing-masing mempunyai peran
dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan melengkapi.
b. Secara Vertikal
(Stratifikasi)
Perbedaan vertikal yaitu perbedaan
individu atau kelompok dalam tingkatan-tingkatan secara hierarki, atau
perbedaan dalam kelas-kelas yang berbeda tingkatan dalam suatu sistem sosial.
Perbedaan secara vertikal ini dikenal dgn nama stratifikasi. Keanekaragaman
dalam tingkat atau kelas sosial ini disebabkan oleh adanya sifat yang
menghargai atau menjunjung tinggi sesuatu baik berkenaan dgn barang-barang
kebutuhan, kekuasaan dalam masyarakat, keturunan, dan pendidikan tertentu yang
dapat dicapai seseorang.
Faktor Penyebab
Masyarakat Multikultural
a. Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis telah
melahirkan berbagai suku bangsa, terutama yang berkaitan dgn pola kegiatan ekonomi
dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan utk mendukung kegiatan ekonomi
misalnya nelayan, pertanian, kehutanan, perdagaangan dan
lain-lain. Relief yang tajam dipisahkan oleh laut dan selat tentu akan
menyebabkan terisolasinya kelompok masyarakat yang telah mencapai suatu
temapat.
b. Latar belakang
historis
Nenek moyang dari bangsa Indonesia
adalah berasal dari Yunan, yaitu suatu wilayah di Cina bagian selatan yang
pindah ke pulau-pulau di Nusantara. Perpindahan tersebut terjadi secara
bertahap dalam waktu dan jalur yang berbeda. Ada kelompok mengambil jalur barat
melalui selat Malaka menuju pulau Sumatera dan Jawa. Sedangkan kelompok lainnya
mengambil jalan ke arah timur, yaitu melalui kepulauan Formosa atau Taiwan, di
sebelah selatan Taiwan, di sebelah selatan Jepang, menuju Filifina dan kemudian
meneruskan perjalanan ke Kalimantan. Dari Kalimantan ada yang pindah ke Jawa
dan sebagian lagi ke pulau Sulawesi.
c. Keterbukaan
terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa
yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam
membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh
asing yang pertama mewarnai sejarah kebudayaan Indonesia adalah ketika
orang-orang India, Cina, dan Arab mendatangi wilayah Indonesia disusul oleh
kedatangan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa tersebut datang dgn membawa kebudayaan
yang beragam.
Masalah yang Timbul
Akibat Adanya Masyarakat Multikultural
a.Konflik adalah adanya
pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan
orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat
berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of
tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan
Konflik Berdasarkan tingkatannya
Berdasarkan jenisnya
1). Rasial
2). Antar suku bangsa
3). Antar agama.
b. Integrasi
Berasal dari kata “integration” yang
berarti kesempurnaan, atau keseluruhan. Maurice Duverger mendefinisikan sebagai
dibangunnya interdependensi (kesalingtergantungan) yang lebih rapat antara
anggota-anggota dalam masyarakat.
c. Disintegrasi
Disebut juga disorganisasi yaitu
merupakan suatu keadaan yang mana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari
suatu kesatuan. Sbagai contoh : Kasus GAM, RMS, Papua dan lain-lain. Gejala
awal disintegrasi tidak ada persamaan persepsi, norma tidak berfungsi dgn baik,
terjadi pertentangan antar norma, pemberian sanksi tidak konsekuen, tindakan
masyarakat tidak sesuai dgn norma.
d. Reintegrasi
Atau “reorganisasi” yaitu suatu proses
pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dgn lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.
Alternatif Pemecahan
Masalah yang Ditimbulkan Oleh Masyarakat Multikultural
a. Asimilasi
Proses di mana seseorang meninggalkan
tradisi budaya mereka sendiri utk menjadi dari bagian dari budaya yang berbeda.
Kelompok etnis yang berbeda secara bertahap dapat mengadopsi budaya dan
nilai-nilai yang ada dalam kelompok besar, sehingga setelah beberapa generasi
akan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
b. Self-regregation
Suatu kelompok etnis yang mengasingkan
diri dari dari kebudayaan mayoritas, sehingga interaksi antar kelompok sedikit
sekali, atau tidak terjadi. Sehingga potensi konflik menjadi kecil.
c. Integrasi
Adalah keadaan ketika kelompok-kelompok
etnik beradaptasi dan bersikap konformistis, terhadap kebudayaan mayoritas
masyarakat, tetapi dgn tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri.
d. Pluralisme
Suatu masyarakat yang mana
kelompok-kelompok sub ordinat tidak harus mengorbankan gaya hidup dan tradisi
mereka, bahkan kebudayaan kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh terhadap
kebudayaan masyarakat secara keseluruhan.
Sikap Kritis,
Toleransi, dan Empati Sosial
Terhadap hubungan keanekaragaman dan
perubahan budaya dalam menghadapi hubungan keanekaragaman dan perubahan
kebudayaan di masyarakat, dibutuhkan sikap yang kritis, disertai toleransi dan
empati sosial terhadap perbedaan-perbedaan tersebut.
Di bawah ini adalah sikap kritis yang
harus dikembangkan dalam masyarakat yang beranekaragam, antara lain :
interseksi adalah
persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai
seksi baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam
suatu masyarakat majemuk.
Konsolidasi dan
Interseksi di Masyarakat
Konsolidasi adalah
suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa
kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih
keanggotaan.
Struktur sosial yang
terkonsolidasi berfungsi untuk menghambat proses integrasi sosial dalam masyarakat
majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang dalam batas-batas tertentu
akan mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, agama yang berbeda.
Penajaman prasangka
semakin merata bila ras, suku bangsa, agama yang berbeda terjadi pula perbedaan
peluang untuk memperoleh kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup melalui
proses ekonomi dan memperoleh jabatan atau kekuasaan dalam politik. Sehingga
timbul kesenjangan ekonomi dan sosial.
B. Interseksi
Interseksi merupakan
persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai
seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial dan lain-lain dalam
suatu masyarakat majemuk. Struktur sosial yang terinterseksi berfungsi positif
terhadap proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena memungkinkan
orang-orang yang berbeda-beda, ras, suku bangsa, agama maupun profesi dapat
saling bergaul dan berinteraksi melalui kelompok-kelompok sosial yang ada.
Keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial yang saling menyilang
akan menimbulkan terjadinya loyalitas yang juga saling menyilang.
Akibat interseksi terhadap kemajemukan masyarakat, antara lain :
1. Meningkatkan solidaritas antar anggota suatu
kelompok sosial.
2. Menimbulkan konflik jika perbedaan-perbedaan
tersebut semakin tajam.
3. Persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial
dari berbagai seksi tidak terjadi begitu saja namun dibantu dengan adanya
interaksi di antara berbagai seksi. Interaksi antara satu seksi dengan seksi
lainnya dilakukan melalui hubungan ekonomi, sosial dan politik.
a) Hubungan ekonomi
- Melalui perdagangan
- Melalui perindustrian
b) Sosial
- Melalui perkawinan
- Melalui pendidikan
c) Politik
- Hubungan diplomatik atau hubungan antar negara.
JENIS-JENIS PENELITIAN
a.Penelitian Deskriptif
penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan
dan mengungkapkan fakta sebagaimana adanya
b.Penelitian Inferensial
penelitian yang lebih mengarah kepada pengungkapan
masalah
c.Penelitian Eksploratif
Penelitian untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan
d.Penelitian Uji
Penelitian yg dilakukan untuk menguji hipotesa atau
kesimpulan penelitian yang telah dirumuskan
MANFAAT PENELITIAN BAGI PENELITI
a.Dengan penelitian diharapkan dapat menjadi referensi
dalam pengembangan sistem pelayanan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
untuk meneliti tentang sistem pelayanan dan temuan yang telah ada agar lebih
bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat luas.
b.dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan atau pendidikan yang telah ditempuh.
SEMOGA BERMANFAAT.
BERBAGAI
SUMBER.