Thursday, 13 October 2016

RANGKUMAN SOSIOLOGI SMA KOMPLIT

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

MATA PELAJARAN    : SOSIOLOGI
KELAS : SMA KELAS X,XI,XII
BAB : RANGKUMAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI



Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari atau membuat kajian  tentang perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namanya hubungan sosial, karena bagaimanapun hubungan tersebut mempengaruhi perilaku orang-orang.

Manfaat ilmu sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang berbagai fenomena sosial ,yang memiliki manfaat untuk menanamkan atau meningkatkan jiwa sensitivitas pada masing-masing indivisu agar mampu menghargai dan menyayangi orang lain,sehingga memunculkan rasa simpati dan empati bukan antipasti.

Norma sosial adalah 
kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.

Norma
 akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial.

Fungsi Norma ;
a.Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku
b.Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
c.Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat
d.Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang melanggar norma.

NILAI SOSIAL

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang.

MENURUT NOTONEGORO  Nilai Sosial adalah Segala sesuatu yang diciptakan manudia dan digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.

Macam-Macam nilai Dimasyarakat;
Nilai Material
Segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia. 
Nilai Vital
Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas. 
Nilai Kerohanian
Segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia. Macam-macam nilai kerohanian:
Nilai Kebenaran
Bersumber pada akal manusia. 
Nilai Keindahan
Bersumber pada rasa keindahan (nilai estetika). 
Nilai Kebaikan / Nilai Moral
Bersumber pada kodrat manusia / menurut suara hati manusia. 
Nilai Religius
Bersumber pada ajaran Tuhan.
MENURUT CIRINYA
Nilai Dominan
Nilai yang dianggap lebih penting dibandingan nilai lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut:
·         Banyaknya penganut nilai tersebut.
·         Lamanya nilai tersebut digunakan atau tidak.
·         Tinggi rendahnya usaha pemberlakuan nilai tersebut.
·         Prestise / kebanggaan penganut nilai tersebut di masyarakat.

Nilai yang Mendarah Daging
Nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga seseorang menjalankannya secara tak sadar.

MENURUT SIFATNYA
Nilai Subjektif
Nilai suatu objek yang bergantung pada subjek yang menilainya. 
Nilai Objektif
Nilai suatu objek yang melekat pada objeknya dan tidak bergantung pada subjek yang menilai (bersifat universal).

MENURUT BIDANG PENERAPANNYA
Nilai Sosial
Nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, toleransi, solidaritas, musyawarah, dll. 
Nilai Kesusilaan
Nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam berbagai aktivitas masyarakat. 
Nilai Seni
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan keindahan dan kekaguman. 
Nilai Religius
Nilai yang bersumber pada ajaran agama. 
Nilai Ekonomi
Sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan secara materiil atau berkaitan dengan proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. 
Nilai Politik
Hal-hal yang berkaitan dengan kekhasan serta cara mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Nilai Edukatif
Segala sesuatu yang berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan secara formal maupun non formal. 
Nilai Budaya
Nilai budaya bersifat langgeng, tidak mudah berubah aaupun tergantikan dengan nilai budaya yang lain. Anggota masyarakat memiliki nilai sebagai hasil proses belajar sejak masa kanak kanak hingga dewasa yang telah mendarah daging.
Contoh nilai budaya yang ada pada bangsa Indonesia adalah Pancasila dengan lima silanya yang merupakan satu kesatuan atau satu sistem. Tiap bagian bangsa Indonesia seperti suku suku memiliki nilai budaya atau sistem nilai budaya yang menjadi pedoman tingkah laku dalam kehidupan masyarakat. Berbagai suku bangsa berbeda memiliki dan mengamalkan nilai nilai seperti tolong menolong atau gotong royong, musyawarah setia kawan, harga diri, tertib dan sebagainya, yang tercermin dalam berbagai lapangan hidup, unsur unsur kebudayaan atau pranata pranata seperti religi, organisasi sosial, kekerabatan, mata pencaharian, unsur teknologi, kesenian dan sebagainya
PERILAKU MENYIMPANG
Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
a.Proses Sosialisasi yang tidak sempurna
b.Proses sub kebudayaan yang menyimpang
c.Proses hasil belajar yang menyimpang

Hal-Hal yang Memengaruhi Terjadinya Perilaku Penyimpangan
Terjadinya perilaku penyimpangan dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para  pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.

JENIS PERILAKU MENYIMPANG
1)Penyimpangan Primer 
Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan.
Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoretcoret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan.
Bersifat sementara dan pertama kali dilakukan,Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
2 ) Penyimpangan sekunder
Contoh penyimpangan sekunder
Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
Contohnya
Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya.
Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
3) Penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.

Pengendalian Sosial untuk Pencegahan dan Mengatasi Perilaku Menyimpang
1.PREVENTIF merupakan usaha pencegahan terhadap penyimpangan
2.REPRESIF merupakan usaha mengembalikan keserasian akibat pelanggaran norma

STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
 Ciri-ciri struktur sosial secara umum:
a. Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Struktur sosial disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai yang terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
b. Terdapat dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial yang memiliki dimensi harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.
c. Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses sosial yang terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
d. Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat, artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut.
e. Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat. Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan keteraturan sosial atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat.
Berikut ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan
a. Masyarakat sederhana,
1) Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk pasaran dalam skala kecil.
7) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.
b. Masyarakata madya,
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur masyarakat.
7) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat, sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.
c. Masyarakat modern,
1) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.

3 Sifat Stratifikasi sosial (tertutup, terbuka, campuran)
a.Stratifikasi Sosial Tertutup (Close Social Stratification)
b.Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
c.Stratifikasi Sosial Campuran
Pengertian Masyarakat Multikultural 
Adalah masyarakat majemuk yang tersusun oleh sejumlah komunitas/ etnik yang memiliki kekuatan kompetitif tidak yang kurang lebih seimbang.
  • Adalah masyarakat majemuk yang tersusun oleh sejumlah komunitas etnik dgn kekuatan kompetitif lebih besar dari pada kelompok yang lainnya. dgn kata lain bahwa suatu kelompok etnis mayoritas mendominasi kompetisi politik atau ekonomi sehingga posisi kelompok-kelompok yang lain menjadi lebih kecil.
  • Adalah suatu masyarakat di mana satu kelompok etnik minoritas memilili keunggulan kompetitif yang luas sehingga mendominasi kehidupan politik atau ekonomi masyarakat.
  • Adalah masyarakat yang terdiri dari sejumlah kelompok etnik, namun semuanya dalam jumlah yang kecil sehingga tidak ada satu kelompok pun yang memiliki posisi politik atau ekonomi yang dominant terhadap yang lainnya.
  • Terjadi segmentasi ke dalam kelompok sub budaya yang saling berbeda.
  • Memiliki struktur yang terbagi ke dalam lembaga non komplementer.
  • Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai yang bersifat      dasar.
  • Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling tergantung secara      ekonomi.
  • Adanya dominasi politik suatu kelompok atas kelompok lain.
  • Golongan orang Mongoloid. Bertempat tinggal di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di kepulauan Sunda besar (kawasan Indonesia Barat), dgn ciri-ciri rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang.
  • Golongan orang Papua Melanosoid. Merupakan golongan penduduk yang bermukim di pulau Papua, Kei dan Aru. Mereka mempunyai cirri fisik seperti rambut keriting, bibir tebal, dan berkulit hitam.
  • Golongan Vedoid, antara lain orang-orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano,dan Tomura dgn ciri-ciri fisik bertubuh relative kecil, kulit sawo matang,dan rambut berombak.
  • Tingkat ideologi atau gagasan
  • Tingkat politik
  • Meninggalkan sikap primodialisme, terutama yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan ekstrimisme (berlebih-lebihan).
  • Mengembangkan sikap saling menghargai (toleransi) terhadap nilai-nilai dan norma sosial yang berbeda-beda dari angota masyarakat yang kita temui, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik, atau kelompok agamanya sendiri dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya.
  • Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindarkan sikap chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup diri akan perbedaan kepentingan dgn masyarakat yang berada di negara-negara lain.
  • Menegakkan supremasi hukum, artinya bahwa suatu peraturan formal  harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
  • Mengembangkan kesadaran sosial dan menyadari peranan bagi setiap individu terutama para pemegang kekuasaan dan penyelenggara kenegaraan secara formal.
  • Menyelesaikan semua konflik dgn cara yang akomodatif melalui mediasi, kompromi, dan adjudikasi.


Interaksi sosial 
merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Ciri-ciri Interaksi sosial ;
a.Pelaku lebih dari satu orang
b.ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol-simbol.
c.Ada dimensi waktu ( Masa Lampau,sekarang ,dan masa mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
d.Ada tujuan-tujuan tertentu,terlepas dari sama atau tidak nya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat.

Bentuk-bentuk interaksi sosial.
A.Interaksi Sosial Disosiatif adalah proses sosial yang mengarah pada konflik atau dapat merenggangkan solidaritas kelompok. Proses disosiatif disebut pula proses oposisi.
Proses interaksi sosial Disosiatif terdiri dari tiga bentuk, yaitu
1.Persaingan
Persaingan adalah perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok social tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif,tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
2.Kotraversi
Kontraversi adalah bentuk proses social yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau konflik.
3.Konflik
Konflik atau Pertentangan adalah proses sosial perorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehinggga menimbulkan asanya semacam jurang pemisah diantara mereka

BENTUK-BENTUK KONFLIK SOSIAL

a.Konflik Sosial adalah konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih yang disebabkan adanya perbedaan pandangan ,pendapat dan ideology.
b.Konflik antar kelas Sosial konflik yang disebabkan adanya kelas atau tingkatan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
c.konflik Rasial adalah konflik yang timbul karena perbedaan ras/ciri-ciri fisik.
d.Konflik Politik konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan –tujuan politis dari seseorang atau kelompok.
e.Konflik Internasional adalah konflik yang terjadi antara satu negara dengan negara lain.

PENYELESAIAN KONFLIK

a.Kompromi merupakan penyelesaian konflik dengan mengurangi tuntutan.
b.Ajudikasi merupakan penyelesaian konflik dipengadilan
c.Mediasi merupakan akomodasi dengan pihak ke tiga yang netral
d.Arbitrasi ,merupakan akomodasi dengan pihak ketiga yang ikut meyelesaikan masalah.
d.konsiliasi merupakan akomodasi dengan mempertemukan pihak yang berselisih.


Bentuk Interaksi sosial Asosiatif 
adalah proses sosial yang mengarah pada bentuk kerja sama dan menciptakan kesatuan
Bentuk-bentuk Interaksi sosial Asosiatif
1. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinter-aksi dengan sesamanya. Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga lalu meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi.

2. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri dari orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang semua saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi adalah terciptanya keseimbangan interraksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di dalam masyarakat. Ini dapat digunakan untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan menghargai kepribadian yang berkonflik atau dengan cara paksaan atau tekanan.

3. Asimilasi
Menurut Soerjono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama. Artinya, apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut. Secara singkat proses asimilasi adalah peleburan dua kebudayaan menjadi satu kebudayaan. Tetapi hal ini tidak semudah yang dibayangkan karena banyak faktor yang memengaruhi suatu budaya itu dapat melebur menjadi satu kebudayaan.

4.Akulturasi
Menurut Koentjaranigrat, akulturasi diartikan sebagai suatu proses sosial yang timbul apabla suatu kelompok manusia yang memiliki kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing, dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun dapat diterima dan tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.Proses akulturasi yang berlangsung dengan baik dapat menghasilkan integrasi unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri.

Yang paling mudah menerima kebudayaan asing adalah generasi muda.
Coba kita amati begitu mudahnya generasi muda kita menerima perkembangan model rambut penyanyi barat atau model pakaian artis luar negeri,juga gaya hidup yang serba instan.

Biasanya unsur kebudayaan asing yang mudah diterima ialah unsur kebendaan, peralatan-peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan lain-lain.

Sedangkan unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi, keyakinan atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup. Seperti, komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.



Cara Mencegah Penyimpangan Sosial Di Lingkungan Keluarga
Cara Mencegah Penyimpangan Sosial Di Lingkungan Sekolah
Cara Mencegah Penyimpangan Sosial Di Lingkungan Masyarakat
1.Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini akan mampumeningkatkan rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antarsesama wargamasyarakat. Jika dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka perilaku penyimpangan dapat diminimalisasikan.
2.Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalammenghormati keputusan-keputusan bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
3.Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti perkumpulanPKK, Karang Taruna, pengajian, atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut dapat diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok  pelaku penyimpangan sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akanmerasa malu jika melakukan tindakan penyimpangan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
SOSIALISASI
SOSIALISASI ADALAH UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Faktor yang mempengaruhi  perlunya  sosialisasi
a..Keadaan fisik berpengaruh terhadap perbedaan perlakuan dari orang disekitarnya.
b.Lingkungan Fisik ( Geografi)
c.Kebudayaan menyebabkan perbedaan nilai dan norma yang signifikan terhadap perbedaan kepribadian
d.Pengalaman kelompok
e.Pengalaman Unik menyebabkan perbedaan pengalaman yang dialami seseorang berbeda satu dan yang lainnya.
Fungsi Sosialisasi
Untuk mengenalkan nilai dan norma agar seseorang mampu beradaptasi dengan tatanan sosial masyarakat
Tujuan sosialisasi
a.Memberikan ketrampilan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat
b.Mengembangkan komunikasi seseorang agar efektif 
c.Melatih kemampuan adaptasi seseorang terhadap nilai dan norma yang berlaku
d.Untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pembelajaran baik dilingkungan formal ,informal dan non formal.
Tipe Sosialisasi.
a.Formal yaitu sosialisasi melalui lembaga yang berwenang
b.Informal yaitu sosialisasi yang terdapat di lingkungan masyarakat

Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasisebagai teori mengenai peranan (role theory).

Agen soialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.

agen sosialisasi yang utama yaitu
-keluarga
-kelompok bermain,
-media massa,
-Lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain.

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama.

Pengertian Status Sosial (Kedudukan Sosial) adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya.

Pengertian Peran Sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang yang melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran.

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Karena dalam pengertian lembaga juga mengandung tentang seperangkat norma-norma, peruturan-peraturan yang menjadi cirilembaga tersebut.

Lembaga merupakan system yang kompleks yang mencangkup berbagai hal yang berhubungan dengan konsep sosial, psikologis, politik dan hukum.

Fungsi Lembaga Sosial
a.memberi pedoman pada anggota masyarakat
b.Menjaga Keutuhan masyarakat.
c.Memebri pegangan kepada masyarakat dalam system pengendalian masyarakat.

Lembaga-Lembaga Pelaksana Pengendalian Sosial

1.Kepolisian, merupakan lembaga pengendalian sosial yang bersifat formal. Guna terpeliharanya keamanan dan ketertiban dalam negeri,
Peran kepolisian sebagai alat Negara adalah:
·         -Pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
·         -Penegak hokum.
·         -Pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat,
·         -Pencegah sekaligus mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat,
·         -Penyidik berbagai jenis kejahatan,
·         -Menerima laporan tentang gangguan ketertiban masyarakat.
·          
2. Pengadilan
Sebagaimana halnya kepolisian, pengadilan adalah lembaga pengendalian sosial yang bersifat formal.
Pengadilan berhak memberikan sanksi tegas kepada pelanggar hukum yang bersalah berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Dalam pengadilan terdapat hakim, jaksa, pengacara yang masing-masing memiliki peran, yaitu :
·         Hakim berwenang menjatuhkan putusan kepada pihak yang terbukti bersalah berdasarkan ketentuan yang berlaku.
·         Jaksa berwenang melakukan penuntutan terhadap seseorang yang dianggap bersalah melakukan pelanggaran hukum berdasarkan ketentuan yang berlaku.
·         Pengacara berwenang melakukan pendampingan hukum dan pembelaan bagi seseorang yang melakukan pelanggaran hukum.
3. Adat
Pada masyarakat tradisional, lembaga pengendalian sosial dipegang oleh adat. Adat merupakan salah satu wujud kebudayaan yang paling ideal berupa ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma atau peraturan yang dipahami, diakui, dipelihara secara terus menerus oleh masyarakat dimana adat tersebut berada.
Lembaga adat merupakan lembaga pengendalian sosial nonformal yang mengatur perilaku masyarakat agar tidak menyimpang dari adat yang ada. Jika ada warga masyarakat yang melanggar adat dimana ia berada, maka ia akan mendapat sanksi atau hukuman berupa teguran secara lisan, membayar denda, dikucilkan atau bahkan diusir dari lingkungan masyarakat.
Dalam adat, ketua adat berperan besar dalam pengendalian sosial. Seringkali, lembaga adat memiliki kekuatan hukum yang jauh lebih kuat karena sudah mengakar kuat dalam masyarakat melalui proses sosialisasi.
4. Tokoh masyarakat
Yang dijadikan sebagai tokoh masyarakat dalam suatu masyarakat adalah seseorang yang dianggap sebagai panutan, pemimpin, memiliki pengaruh yang besar, dan disegani. Tokoh masyarakat dapat bersifat formal misalnya kepala desa atau camat atau informal yang pada umumnya tokoh agama seperti kiai, ajengan, ulama, pendeta atau biksu.
Sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial, dalam rangka membuat anggota masyarakatnya patuh kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku dilakukan melalui :
·    - Pendidikan ditujukan kepada anggota masyarakat agar dapat mengetahui, memahami dan menerapkan nilai-nilai serta norma yang berlaku. Dilakukan melalui berbagai bentuk komunikasi kelompok seperti pertemuan warga atau acara keagamaan.
·      -Nasehat ditujukan kepada anggota masyarakat sebagai upaya pengingat agar anggota masyarakat tidak melakukan pelanggaran terhadap nilai-nilai serta norma yang berlaku.
·        -Bimbingan ditujukan kepada anggota masyarakat sebagai upaya pencegahan terjadinya pelanggaran terhadap nilai-nilai serta norma yang berlaku;
·        - Pembinaan ditujukan kepada anggota masyarakat yang melakukan pelanggaran agar kembali meresapi dan menerapkan nilai-nilai serta norma yang berlaku;
·        - Teguran lisan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang melakukan pelanggaran.
5. Media massa
Media massa sebagai pengendali sosial berperan sebagai kontrol sosial sebagaimana halnya mahasiswa. Pengendalian sosial yang dilakukan media massa adalah :
·         -Pemberian informasi atau sosialisasi kepada masyarakat luas
·         -Pendidikan kepada masyarakat
·         -Kontrol sosial dalam rangka pengawasan terhadap perilaku masyarakat dan penguasa
·         -Pembentuk opini publik untuk mempengaruhi sikap dan opini masyarakat tentang isu tertentu.
6. Mahasiswa
Mahasiswa adalah salah satu pelaku pengendalian sosial. Ketika terjadi ketidakadilan atau ketimpangan dalam masyarakat sebagai penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan penguasa, mahasiswa langsung bergerak dengan melakukan demonstrasi.
Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan salah satu bentuk kontrol sosial terhadap pemerintah atau pihak yang berkuasa dan merupakan salah satu peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat.

7. Sekolah
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memiliki tugas penting yaitu mendidik para siswa agar menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai serta macam-macam norma yang dapat membangun siswa menjadi pribadi yang beradab dan berbudi pekerti luhur.
Seluruh elemen sekolah seperti kepala sekolah dan guru memiliki kontribusi dalam rangka menjalankan perannya sebagai salah satu lembaga pengendalian sosial di sekolah.
-Kepala sekolah memiliki berbagai tugas dan fungsi kepala sekolah guna memimpin serta mengelola sekolah sebagai lembaga pengendalian sosial di sekolah agar kehidupan di sekolah berjalan dengan tertib.
Karena dengan tertibnya sekolah maka kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekitar juga turut menjadi aman dan tertib.
-Fungsi guru BK di sekolah adalah memberikan konseling kepada siswa atau juga kepada orang tua sebagai bentuk pelibatan dalam membantu menanamkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Guna menjaga  kehidupan dalam lingkungan sekolah berjalan dengan tertib, sekolah melakukan berbagai macam upaya dalam bentuk sebagai berikut;
-Pemberlakuan tata tertib sekolah bagi segenap siswa
-Keteladanan dan bimbingan,
·         -Teguran,
·         -Hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
Penerapan tata tertib sekolah diberlakukan dengan harapan dapat menjadi benteng dari hal-hal yang menjadi penyebab tawuran antar sekolah.
8. Keluarga
Walau lingkup pengendalian sosialnya berada pada lingkungan keluarga, namun sebagai bagian dari masyarakat keluarga juga berperan sangat penting sebagai lembaga pengendalian sosial. Adapun peranan keluarga sebagai lembaga pengendalian sosial dapat dilakukan melalui ;
-Penanaman dan pengembangan nilai-nilai Agama yang mendasar melalui keteladanan, bimbingan, dorongan dan penerapan
·         -Penanaman dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya yang mendasar melalui keteladanan, bimbingan, dorongan, dan penerapan
·         -Pengenalan atau sosialisasi nilai-nilai serta macam-macam norma yang ada di masyarakat melalui keteladanan, bimbingan, dorongan, dan pelatihan


Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Faktor-faktor Pendorong Perubahan Sosial
a.Bertambahnya dan berkurangnya penduduk ( akibat Kelahiran dan kematian)
b.Penemuan baru ( adanya discovery dan inventory)
c.Pertentangan dalam masyarakat ( adanya Revolusi dan Pemberontakan)
d.Lingkungan alam atau fisik disekitar manusia
e.Peperangan
f.Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
a.Revolusi merupakan perubahan sosial budaya dalam waktu yang relative singkat
b.Evolusi merupakan perubahan sosial dalam jangka waktu yang relative lama.

Discovery
Discovery adalah penemuan unsur-unsur kebudayaan yang baru baik berupa suatu alat baru maupun ide baru. Discovery akan menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali proses discovery sampai ke invention membutuhkan tidak hanya satu pencipta, tetapi rangkaian dari beberapa pencipta.
- a) Kesadaran dari perorangan adanya kekurangan dalam kebudayaan.
-b) Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
-c) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

Dengan demikian inovasi berkaitan dengan pembaharuan kebudayaan khususnya mengenai unsur-unsur teknologi dan ekonomi.Dalam masyarakat terdapat individu-individu yang sadar akan adanya berbagai kekurangan tersebut

Kontak Sosial
Kontak Sosial adalah hubungan masing-masing pihak dalam berinteraksi baik dengan berbicara, tatap muka, maupun bersalaman.
pengertian kontak sosial adalah aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki arti atau makna bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi.
Macam Macam Kontak Sosial
Terdapat beberapa macam kontak sosial yang terbagi menjadi beberapa yaitu sifat, cara, bentuk dan tingkat hubungannya.
Berdasarkan caranya, kontak sosial terdiri atas dua yaitu
1.    Kontak sosial langsung atau hubungan timbal balik antar individu maupun antarkelompok terjadi secara fisik, seperti berbicara, tersenyum, bahasa tubuh, pelbagai aksi lainnya seperti memukul dan sebagainya.
2.   Kontak sosial tidak langsung, yaitu kontak yang terjadi dengan adanya mediator atau perantara seperti televisi, surat kabar, radio, email, dan alat ataupun perantara lainnya.
Macam macam kontak sosial berdasarkan sifatnya ada tiga yaitu:
1. Kontak sosial antara individu dengan individu
2. Kontak sosial antara individu dengan kelompok
3. Kontak sosial antara kelompok dengan kelompok
Macam macam kontak sosial berdasarkan bentuknya terdiri atas dua yaitu:
1.    Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang membentuk hubungan sosial yang berpola kerja sama
2.   Kontak sosial negatif adalah kontak sosial yang membentuk hubungan sosial yang bertentangan dan bahkan berakibat hilangnya hubungan sosial seperti putusnya interaksi tersebut.
Macam macam kontak sosial bila dilihat dari tingkat hubungannya terdiri atas dua yaitu:
1.    Kontak sosial primer adalah kontak sosial yang terjadi bila adanya hubungan langsung seperti bertemu atau bertatap muka secara langsung atau dengan kata lain tanpa adanya perantara sehingga pihak yang satu dan pihak yang lain dapat saling mengetahui perwujudan masing masing.
2.   Kontak sosial sekunder adalah kontak sosial yang tidak memungkinkan kedua pihak untuk mengetahui perwujudan masing masing dikarenakan adanya mediator atau perantara. Sehingga, terjadi kontak sosial yang kurang sempurna seperti melalui telepon, email, surat, acara televisi dan lainnya.
Sehingga dapat kita Tarik kesimpulan kontak sosial berbeda dengan komunikasi.
Perbedaannya adalah dalam komunikasi diperlukan adanya pemahaman terhadap makna pesan oleh kedua pihak

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.

Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant). Adapun perilakuyang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas.

a. Bentuk Penyimpangan Sosial Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1 ) Penyimpangan primer
Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan
Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan.

2)Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi.
Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.


b . Bentuk Penyimpangan Sosial Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1 ) Penyimpangan individu (individual deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua.


2 ) Penyimpangan kelompok (group deviation)Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang.


Pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan.
3 ) Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya.

Sikap antisosial adalah bentuk sikap seseorang yang secara sadar atau tidak sadar tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Menurut Kartasapoetra, sikap antisosial merupakan sebab dan juga sebaliknya sebagai akibat dari terjadinya perilaku menyimpang.

Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial ynag dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial dalam masyarakat. Pengendalian ini dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan di dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam masyarakat. Pengendalian preventif dapat dilakukan melalui pendidikan di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Misalnya untuk menghindari terjadinya perkelahian antar pelajar, seorang guru memperingatkan atau menasihati murid-muridnya agar sepulang sekolah lekas pulang ke rumah dan tidak nongkrong di tempat-tempat umum.

Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat setelah terjadi penyimpangan. Adapun caranya dapat mengambil tindakan dan menjatuhi hukuman bagi para pelakunya dengan tujuan agar menyadari kesalahan-kesalahannya dan kemudian kembali ke jalan yang benar. Pengendalian ini dilakukan secara tegas dengan maksud untuk memberikan efek jera bagi para pelakunya.
Contoh: pemberian hukuman mati bagi terpidana kasus pembunuhan.

Berdasarkan caranya, kita mengenal dua jenis pengendalian sosial,yaitu pengendalian sosial persuasif dan pengendalian sosial koersif
.
Pengendalian sosial persuasif adalah usaha pengendalian sosial dengan cara mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat. Pengendalian ini terkesan halus dan menghimbau dengan menggunakan penekanan pada aspek kognitif(pengetahuan) dan afektif(sikap). Pengendalian dengan cara ini dilakukan tanpa menggunakan kekerasan dan paksaan.
Cara ini akan efektif apabila diterapkan pada masyarakat yang cenderung aman, tenteram, dan teratur karena masing-masing anggota masyarakat telah menyadari dan mengetahui norma-norma yang ada di masyarakat.
Contoh: seorang guru yang menasihati muridnya karena ketahuan mencuri uang temannya. Guru itu berusaha untuk memberi pengertian pada murid tersebut bahwa perbuatannya itu tidak baik, tercela, berdosa, dan merugikan diri sendiri karena akan dikucilkan dari pergaulan dengan sesama teman.

Pengendalian sosial koersif adalah usaha pengendalian sosial yang dilakukan dengan menggunakan ancaman atau kekerasan fisik. Jenis pengendalian ini biasanya diterapkan pada masyarakat yang tidak teratur, di mana banyak terjadi penyimpangan di dalamnya. Penggunaan paksaan dan kekerasan fisik ini dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera pada si pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Pengendalian ini merupakan alternatif terakhir apabila pengendalian dengan cara yang lain sudah tidak mampu lagi untuk mengendalikan penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Contoh: perbuatan main hakim sendiri terhadap penjambret yang tertangkap massa.

Menurut resmi dan tidaknya, pengendalian sosial di masyarakat kita bedakan atas pengendalian sosial resmi dan pengendalian sosial tidak resmi.

Pengendalian sosial resmi adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh badan-badan resmi negara atau pemerintah. Misalnya: badan keagamaan, pengadilan. kepolisian. dan lain-lain.
Badan-badan tersebut pada dasarnya bertugas untuk mengawasi sejauh mana peraturan yang dibuat oleh negara itu, seperti undang-undang, peraturan pemerintah. ketetapan MPR, dan peraturan presiden, ditaati dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Contoh: badan atau lembaga keagamaan melakukan pengawasan terhadap masyarakat untuk mengetahui ketaatan masyarakat akan perintah dan larangan yang terdapat dalam ajaran agama masing-masing.

Pengendalian sosial tidak resmi  dilaksanakan demi terpeliharanya peraturan-peraturan tidak resmi yang dimiliki oleh masyarakat, yaitu peraturan tidak tertulis hasil kesepakatan bersama di antara anggota-anggota masyarakat. Meskipun demikian pengaruhnya seringkali lebih tajam dan hasilnya lebih besar. Pengawasan ini dilakukan di dalam kelompok primer, misalnya keluarga, RT, dan paguyuban.

Menurut siapa pelakunya, kita mengenal dua jenis pengendalian sosial, yaitu pengendalian sosial institusional dan pengendalian sosial berpribadi.

Pengendalian sosial institusional adalah pengaruh yang datang dari suatu pola kebudayaan yang dimiliki oleh lembaga atau institusi tertentu. Pola-pola kelakuan dan kaidah-kaidah lembaga itu tidak saja mengontrol para anggota lembaga, tetapi juga warga masyarakat di sekitar atau di luar lembaga tersebut.
Contoh: suatu daerah yang terdapat asrama TNI/Polri. Orang-oang di asrama itu mengikuti peraturan yang ada dan mengikuti pola-pola yang berlaku, seperti cara berperilaku atau bertindak, cara berpakaian, cara mengisi waktu luang, cara berolahraga, dan lain-lain yang semuanya di bawah pengawasan institusi atau asrama. Secara sadar atau tidak hal itu lambat laun menjalar pada masyarakat yang ada di sekitar asrama.

Pengendalian sosial berpribadi adalah pengaruh baik atau buruk yang datang dari orang tertentu, artinya tokoh yang berpengaruh itu dapat dikenal.Misalnya: orang-orang yang terdekat, seperti keluarga. Baik buruknya tingkah laku seseorang sangat ditentukan oleh sosialisasi yang dialami seseorang itu dalam keluarga.


Menurut tekniknya, kita dapat membedakan pengendalin sosial atas compultion dan pervation.

Compultion adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa sehingga seseorang atau masyarakat menjadi tenang, tenteram, dan damai yang akhirnya menjadi taat dan patuh pada norma-norma yang berlaku.
Contoh: kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) yang mendapat reaksi dan aksi protes dari berbagai elemen masyarakat dengan melakukan demonstrasi agar kebijakan tersebut dicabut.
Namun dengan adanya pengertian yang diberikan oleh pemerintah, kaitannya dengan kondisi perekonomian negara kita, maka akhirnya masyarakat memahami dan menghentikan demonstrasi, sehingga keadaan kembali seperti semula yaitu aman, tenang, dan teratur.

Pervation adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan menyampaikan nilai dan norma secara berulang-ulang dan terus-menerus kepada seseorang atau masyarakat yang telah melakukan penyimpangan atau untuk mencegah penyimpangan dengan harapan apa yang telah disampaikan itu masuk dalam jiwa seseorang, sehingga masyarakat akan sadar dan taat pada norma yang berlaku.
Contoh: sosialisasi bahaya narkoba, terutama bagi para generasi muda (pelajar) yang dapat dilakukan secara terus-menerus melalui sekolah-sekolah dan berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik, dengan harapan masyarakat dan generasi muda menjadi tahu dan dapat memahami akibat negatif dari narkoba, sehingga tidak mencoba-coba untuk mengonsumsinya.

Cara pengendalian ¡ni bisa kita lakukan melalui sosialisasi dan tekanan sosial.
Melalui sosialisasi seseorang akan dapat menjalankan peran atau kewajibannya sesuai dengan status atau kedudukannya, sehingga dapat berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat.
Contoh: seorang anak yang sudah terbiasa dididik untuk melakukan pekerjaan pekerjaan di lingkungan keluarga, sesuai dengan perannya sebagai seorang anak, seperti menyapu, mencuci piring, atau merapikan kamar sendiri. Apabila anak tersebut memasuki dalam lingkungan pergaulan yang lebih luas, seperti sekolah dan masyarakat, maka dia akan dapat memposisikan dirinya sesuai dengan status yang disandangnya.Cara ini merupakan suatu proses yang lahir dari kebutuhan individu akan penerimaan kelompok. Keinginan kelompok dapat digunakan untuk menerapkan norma-norma yang ada agar para anggotanya dapat merealisasikannya.

Inovasi merupakan setiap ide atau pun gagasan baru yang belum pernah ada atau pun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi terobosan-terobosan baru mengenai sebuah hal yang diteliti oleh sang inovator (orang yang membuat inovasi). Inovasi biasanya sengaja dibuat oleh sang inovator melalui berbagai macam aksi atau pun penelitian yang terencana.

Ritualisme adalah sikap seseorang menerima cara-cara yang diperkenalkan sebagai bagian dari bentuk upacara (ritus) tertentu, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaannya. Contohnya upacara dan perayaan masih diselenggarakan tetapi makna dan fungsinya telah hilang.

Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial dapat kita artikan pembedaan warga masyarakat ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal (sejajar) yakni pengelompokan masyarakat dari sudut fisik semata.

Adapun ciri-ciri diferensiasi sosial yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Ciri-ciri fisik,
Yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat kasat mata yang ditunjukkan oleh ras, sepertibentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya ciri-ciri fisik yang ditunjukkan oleh manusia merupakan anugerah Alloh Ta'ala sehingga adanya bentuk-bentuk diskriminasi seperti politik aphartheid atau rasdiskriminasi yang sempat diterapkan di Afrika Selatan merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan. Bahkan dalam ajaran islam disebutkan bahwa Alloh sekali-kali tidak menilai manusia dari bentuk dan ciri fisiknya, akan tetapi lebih pada hati dan amal kebajikannya.

b.Ciri-ciri Sosial
Adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana sudah maklum bahwa setiap warga masyarakat memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan sosial. Profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian yang dipilih oleh seseorang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat vertikal, melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara orang yang satu dengan orang yang lain yang bersifat horisontal.

c. Ciri-ciri budaya
Merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan ke- budayaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda-beda. Di Indonesia saja, terdapat sekitar dua ratusan sistem adat dan sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Madura, Lombok, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan dunia tentu sistem adat dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya. Masyarakat Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika tentu mamiliki karakteristik yang khas yang membedakan satu sama lain.

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
Berdasarkan ciri-ciri di atas (fisik, sosial, dan budaya) bentuk-bentuk diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dapat dibedakan atas enam macam, yaitu: diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin, ras, profesi, klan, suku bangsa, dan agama.


a.    Diferensiasi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin
Secara alamiah dan kodrati, pria dan wanita terlahir dengan berbagai perbedaan fisik, sifat maupun kecenderungan. Laki-laki pada umumnya lebih kuat secara fisik dan menyukai hobi serta profesi yang lebih menantang dibandingkan perempuan yang diciptakan lebih lemah secara fisik. Jika hal seperti itu terjadi semata-mata merupakan kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria dan wanita, bukan diskriminasi.

b.  Diferensiasi Sosial Berdasarkan Ras
Ras merupakan pengelompokan manusia yang didasarkan atas ciri-ciri fisik atau biologis yang melekat pada diri manusia. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti postur tubuh, bentuk dan warna rambut, bentuk dan warna mata, warna kulit, bentuk hidung, bentuk bibir, bentuk wajah, dan lain sebagainya.

c. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Profesi
Yaitu diferensiasi yang didasari suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang merupakan sumber penghasilan seperti guru, seniman, dokter, arsitek, militer, olah ragawan, politisi, petani, advokat, pedagang, pengusaha, dan lain sebagainya.

d.  Diferensiasi Sosial Berdasarkan Klan
Klan merupakan suatu satuan sosial yang didasarkan atas hubungan darah atau keturunan (geneologis). Biasanya klan atau kelompok kekerabatan ditarik berdasarkan garis keturunan (unilateral). Dalam klan dikenal istilah patrilinel dan matrilineal. Istilah patrilineal, adalah  kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak bapak sedangkan matrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan dari pihak ibu.

Bentuk klan dapat dengan mudah kita temukan di Indonesia, salah satunya klan yang ada pada budaya Batak yang disebut dengan marga, seperti Marga Simanjuntak, Marga Hutabarat, Marga Harahap, Marga Hutagalung, Marga Hutauruk, dan lain sebagainya.

e.   Diferensiasi Sosial Berdasarkan Suku Bangsa
Diferensiasi suku bangsa bersifat horisontal sehingga masing- masing suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat. Ciri-ciri yang paling menonjol yang merupakan identitas suku bangsa adalah bahasa dan kebudayaan. Oleh karena itu, diferensiasi sosial (perbedaan sosial) berdasarkan suku bangsa sering ditunjukkan dengan adanya perbedaan bahasa dan kebudayaan.

f. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama
Agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan, baik hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Menurut Soerjono Seokanto, bahwa stratifiksai dibagi ke dalam 3 sifat yaitu di antaranya:
Stratifikasi sosial tertutup adalah pelapisan dalam masyarakat yang tidak memungkinkan masyarakat untuk berpindah dari tingkat yang satu ke tingkat yang lain. Stratifikasi sosial tertutup ini biasanya terjadi pada masyarakat yang bersifat kasta maupun feodal. Akibatnya kemajuan akan pola perilakunya sangat lambat.
Sistem pelapisan sosial tertutup di Indonesia terjadi pada masyarakat Bali. Masyarakat tersebut adalah penganut agama Hindu yang mengajarkan sistem kasta. Menurut ajaran Hindu bahwa masyarakat dibagi menjadi empat kasta yaitu Brahmana, Satria, Versia, dan Sudra. Dasar perkastaan tersebut adalah sesuai dengan keturunan. Dalam pelaksanaannya bahwa masyarakat hanya diperbolehkan untuk berinteraksi antar sesama kasta dan tidak memungkinkan untuk melakukan gerakan sosial antar kasta.
Dengan sistem stratifikasi tertutup demikian maka masyarakat menjadi terkungkum sehingga sulit untuk maju.
Ciri-ciri masyarakat kasta di Bali:
Advertisement
·         Masyarakat dibagi berdasakan kasta dalam ajaran Hindu.
·         Setiap kasta yang dimiliki seseorang berlaku selamanya.
·         Adanya sistem perkawinan indogami.
·         Terbatasnya interaksi sosial antar kasta.

Stratifikasi sosial terbuka memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat berpindah dari posisi yang dimilikinya. Perpindahan ini dikarenakan adanya perbedaan kemampuan diantyara individu yang berkaitan dengan skill dan pengetahuan. Stratifikasi demikian biasanya terjadi pada masyarakat modern yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Dan terjadinya perpindahan ini dikarenakan faktor pendidikan.
Bentuk pelapisan sosial campuran ini biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen. Letak daerahnya adalah peralihan antara desa dan kota sehingga masih memiliki dua kebudayaan yang masih menyatu. Stratifikasi sosial campuran adalah bentuk pelapisan yang terjadi dalam masyarakat yang memungkinkan terjadi suatu perpindahan atau mobilitas antar kelas pada batas-batas kelas tertentu. Misalnya, soerang masyarakat yang dapat bermutasi untuk bekerja sebagai pimpinan tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau tokoh masyarakat.

INTEGRASI SOSIAL
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.lain di antara dua pihak atau lebih.

sosial secara sosiologis adalah proses penyesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda seperti norma, nilai, pranata, sistem religi, peranan sosial, lembaga sosial dan lain sebagainya yang menghasilkan pola kehidupan yang sesuai dan serasi yang fungsinya bagi masyarakat.
Pengertian integrasi dipandang dari segi politis ialah proses menyatukan berbagai kelompok sosial, aliran, dan kekuatan-kekuatan lainnya dari seluruh wilayah tanah air guna untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat, dinamis, berkeadilan sosial, demokratis berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Integrasi ini sering disebut juga dengan integrasi nasional.

Adapun bentuk-bentuk integrasi sosial yang harus diketahui yaitu sebagai berikut:
 Integrasi Instrumental yakni integrasi yang tampak secara visual dari adanya ikatan-ikatan sosial diantara individu-individu didalam masyarakat. Adapun cirri-ciri integrasi instrumental ialah:
·         Adanya norma atau kepentingan tertentu sebagai pengikat atau instrument;
·         Adanya keseragaman aktivitas keseharian;
·         Adanya keseragaman pakean dan;
·         Adanya tujuan tertentu yang disesuaikan dengan kepentingan kelompok.
 Integrasi Ideologis yakni suatu bentuk integrasi yang tidak terlihat atau nampak secara visual yang terbentuk dari ikatan spiritual atau ideologis yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu paksaan dan ikatan. Interaksi ieologis ini menggambarkan adanya kesepahaman dalam nilai-nilai, persepsi, serta tujuan diantara orang-orang yang terikat menjadi satu kesatuan sosial. Adapun ciri-ciri integrasi ini ialah sebagai berikut:
·         Adanya persamaan nilai-nilai yang mendasar yang terbentuk atas kehendak sendiri dan bukan atas dasar adanya ikatan atau paksaan;
·         Adanya persamaan persepsi, yakni suatu pandangan yang diilhami oleh nilai-nilai yang sama diantara anggota kelompok;
·         Adanya persamaan orientasi kerja diantara anggota kelompok;
·         Adanya tujuan yang sama yang mengacu pada prinsip-prinsip ideologis yang dianut.

Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas sosial merupakan gerak pindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah.

Dalam hal ini, masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat terbuka merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Hal ini mengingat pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan mobilitas sosial terjadi dalam konteks diferensiasi sosial, yaitu perpindahan penduduk secara horizontal yang tidak menunjukkan tingkatantingkatan. Dalam diferensiasi sosial akan terjadi pula mobilitas anggota kelompok, meskipun tidak seperti yang terjadi dalam stratifikasi sosial. Misalnya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang dikenal dengan istilah urbanisasi.

Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial - Dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat, kita mengenal tiga bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal.

a. Mobilitas Fisik (Physical Mobility)
Mobilitas fisik memberi kemungkinan dan kesempatan kepada seseorang untuk memindahkan tempat kediaman dalam hubungannya dengan alat-alat transportasi dan lalu lintas modern. Artinya, dengan adanya alat-alat transportasi dan lalu lintas modern, akan memberikan kemudahan anggota masyarakat untuk melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain.

Akibatnya, akan terjadi proses-proses asimilasi dan akulturasi yang selanjutnya akan membawa pengaruh tertentu, misalnya kita sering tidak mengenal latar belakang sosial dari seorang pendatang baru. Contohnya, dengan adanya alat transportasi dan lalu lintas mutakhir, seperti pesawat terbang, kereta api cepat atau yang lainnya, merangsang pemikiran seseorang untuk melakukan perpindahan secara fisik dari satu tempat ke tempat lainnya.

b. Mobilitas Horizontal (Horizontally Mobility)
Menurut Soerjono Soekanto, mobilitas horizontal dapat diartikan sebagai perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya yang sederajat. Atau dapat dikatakan pula sebagai perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga secara mendatar dalam lapisan sosial yang sama.

Mobilitas sosial horizontal ini memberi kemungkinan perubahan dalam pekerjaan dan atau kedudukan yang tidak bersifat sebagai suatu pergeseran dalam hierarki sosial. Ciri utama mobilitas sosial horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.

Dalam masyarakat, kita mengenal dua bentuk mobilitas horizontal, yaitu mobilitas horizontal intragenerasi dan mobilitas horizontal antargenerasi.


1.            Mobilitas horizontal intragenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam diri seseorang. Misalnya seorang dosen sebuah perguruan tinggi swasta yang ingin memperbaiki nasibnya. Ia mencoba mengikuti serangkaian tes untuk diterima sebagai dosen di perguruan tinggi negeri. Setelah melewati beberapa tahapan tes, akhirnya ia diterima dan menjadi dosen di perguruan tinggi negeri.
2.           Mobilitas horizontal antargenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam dua generasi atau lebih. Misalnya, Sukardono adalah seorang anggota TNI dengan pangkat mayor, yang dapat digolongkan ke dalam lapisan menengah. Sedangkan Munaf, anaknya, tidak mau mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang anggota TNI, dan lebih memilih menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri yang berada pada lapisan menengah pula. Perubahan dari pekerjaan sang ayah sebagai anggota TNI dengan pangkat mayor ke anaknya sebagai seorang dosen perguruan tinggi negeri merupakan bentuk mobilitas horizontal antar generasi yang dapat kita temui di masyarakat.
c. Mobilitas Vertikal (Vertically Mobility)
Mobilitas vertikal adalah sebuah peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas vertikal ini memberi kemungkinan terjadinya pergeseran status, baik ke atas maupun ke bawah.

Macam-Macam Mobilitas Vertikal
Berdasarkan penjelasan tersebut, sesuai dengan arahnya kita dapat membedakan mobilitas vertikal atas mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun.

a. Mobilitas vertikal naik (social climbing atau upward mobility)
adalah peralihan individu atau objek-objek sosial menuju pada tingkat yang lebih tinggi. Adapun yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini adalah sebagai berikut.


·                     Masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
·                     Pembentukan kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.

b. Mobilitas vertikal turun (social sinking atau downward mobility)
adalah peralihan individu atau objek-objek sosial menuju pada tingkat yang lebih rendah. Adapun yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini adalah sebagai berikut.


·                     Turunnya kedudukan sosial individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
·                     Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi dalam kelompok sebagai suatu kesatuan.

Di samping itu, kita juga dapat membedakan mobilitas vertikal ini atas mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal antargenerasi.

a. Mobilitas vertikal intragenerasi
adalah mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang atau mobilitas yang dialami oleh orang itu sendiri. Misalnya bekerja di perusahaan itu Resita adalah seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Pada awalnya, ia melamar dan diterima sebagai reporter atau wartawan. Karena prestasinya, dua tahun kemudian ia dinaikkan kedudukannya sebagai redaktur. Setelah dua tahun menjadi redaktur, dirinya dinilai pantas untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan redaksi, dikarenakan dedikasinya kepada perusahaan sangat baik.

Dalam hal ini, Resita mengalami mobilitas vertikal intragenerasi naik. Selain itu juga ada mobilitas vertikal intragenerasi turun. Contohnya adalah yang diturunkan pangkatnya atau bahkan dikeluarkan (desersi)dari kesatuan karena menyalahgunakan kekuasaan seorang anggota militer.

b. Mobilitas vertikal antargenerasi
adalah mobilitas vertikal yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya generasi ayah–ibu, generasi anak, generasi cucu dan seterusnya, atau generasi sekarang dengan generasi terdahulu. Contohnya, zaman dulu ayahnya adalah seorang buruh tani yang tidak berpendidikan dan miskin, tetapi ia berhasil mendidik dan menyekolahkan anaknya, sehingga anaknya menjadi seorang sarjana dan kemudian menjadi seorang pengusaha sukses yang kaya.

2. Prinsip Umum Mobilitas Vertikal
Berdasarkan penjelasan mengenai mobilitas vertikal di atas, perlu kamu ketahui bahwa Pitirim A. Sorokin mengemukakan adanya beberapa prinsip umum yang sangat penting bagi mobilitas vertikal, antara lain sebagai berikut.


·                     Hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem pelapisannya secara mutlak tertutup, sekalipun itu pada masyarakat yang memakai tipe kasta seperti di India, walaupun mobilitas sosialnya hampir tidak tampak, namun diyakini proses mobilitas sosial vertikal ini pasti ada.
·                     Betapapun terbukanya sistem pelapisan sosial dalam suatu masyarakat, tidak mungkin mobilitas sosial vertikal dapat dilakukan sebebas-bebasnya, atau dengan kata lain sedikit banyak pasti ada hambatannya.
·                     Tidak ada mobilitas sosial vertikal yang umum yang berlaku bagi semua masyarakat. Setiap masyarakat memiliki ciri-ciri khas dalam mobilitas sosialvertikal.
·                     Laju mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan adalah berbeda-beda

SALURAN MOBILITAS SOSIAL
a.Angkatan Bersenjata
b.Lembaga keagamaan
c.Lembaga Pendidikan
d.Organisasi Politik
e.Organisasi Ekonomi
f.Organisasi Keahlian atau Profesi
g.Saluran atau ikatan Perkawinan

FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
a.Perbedaan Ras dan Agama
b.Diskriminasi Kelas
c.Pengaruh Sosialisasi yang kuat sehingga tidak sempat melakukan mobilitas
d.Kemiskinan
e.Perbedaan jenis kelamin.

MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem,


Pada kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai kelompok masyarakat yang mempunyai karakter yang beranekaragam. Semua itu berhubungan dgn tingkat diferensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat yang berbeda-beda tersebut sering disebut sebagai masyarakat multikultural atau disebut juga masyarakat majemuk.

Pengertian Masyarakat Multikultural
a. Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Furnival
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas 2 atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda antara yang satu sama lainnya.

Menurut ilmuan ini, berdasarkan konfigurasi dan komunitas etnik dibedakan menjadi 4 kategori yaitu:

1). Masyarakat majemuk dgn kompetisi seimbang.
2). Masyarakat majemuk dgn mayoritas dominan
3). Masyarakat mejemuk dgn minoritas dominant.
4). Masyarakat majemuk dgn fragmentasi.
c. Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Pierre L. Van den Berghe

Beliau secara khusus tidak mendefinisikan mengenai masyarakat multikultural namun hanya mengungkapkan tentang karakteristik yang menjadi sifat-sifat masyarakat multikultural yaitu sebagai berikut.
b. Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Dr. Nasikun

Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keselutuhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar utk saling memahami satu sama lain.
Masyarakat Indonesia yang Multikultural

Indonesia merupakan negara yang kaya, baik dalam bentuk kekayaan sumber daya alam atau kekayaan sumber daya sosial. Walaupun negara Indonesia mempunyai tingkat kemajemukan yang tinggi namun tetap kokoh sebagai suatu kesatuan, karena didasarkan pada semboyan Bhineka Tunggal Ika. Namun demikian, tidak berarti pada masyarakat Indonesia tidak terjadi gejolak-gejolak yang mengarah kepada pepecahan dalam segala bidang kehidupan. Kebhinekaan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari dua cara yaitu.

a. Secara Horizontal (Diferensiasi)

1). Perbedaan Fisik atau ras

Penduduk Indonesia jika didasarkan pada perbedaan fisik atau rasnya, maka dapat di kelompokkan menjadi:
2). Perbedaan suku bangsa

Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan suku bangsa, ada sekitar 300an suku bangsa dgn jumlah setiap sukunya beragam, mulai dari beberapa ratus orang saja hingga puluhan juta orang. Suku yang mempunyai populasi terbanyak antara lain suku Jawa, Sunda, Dayak, Batak, Minang, Melayu, Aceh, Manado, dan Makasar. Selain itu, terdapat pula suku bangsa yang jumlah penduduknya hanya sedikit, misalnya suku Nias, Kubu, Mentawai,Asmat dan suku lainnya.

3). Perbedaan agama

Kepercayaan aninisme dan dinanisme adalah kepercayaan yang paling tua dan berkembang sejak zaman prasejarah, sebelum bangsa Indonesia mengenal tulisan. Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia dari daratan India sekitar pada abad ke 5 SM, bukti-bukti tertulisnya ditemukan di kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) dan kerajaan Tarumanegara (Bogor). Agama Islam datang dari Arab Saudi melalui India Selatan di abad ke-7. Agama Islam menjadi agama terbesar dan dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Orang Eropa datang ke Indonesia pada awal abad ke-19 dgn membawa agama Nasrani yang kemudian hari juga banyak dianut oleh penduduk Indonesia.

4). Perbedaan jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang sangat alami. Perbedaan seperti ini tidak menunjukkan adanya tingkatan atau perbedaan kedudukan dalam sistem sosial. Anggapan superior bagi laki-laki dan inferior bagi perempuan adalah tidak benar. Masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan melengkapi.

b. Secara Vertikal (Stratifikasi)

Perbedaan vertikal yaitu perbedaan individu atau kelompok dalam tingkatan-tingkatan secara hierarki, atau perbedaan dalam kelas-kelas yang berbeda tingkatan dalam suatu sistem sosial. Perbedaan secara vertikal ini dikenal dgn nama stratifikasi. Keanekaragaman dalam tingkat atau kelas sosial ini disebabkan oleh adanya sifat yang menghargai atau menjunjung tinggi sesuatu baik berkenaan dgn barang-barang kebutuhan, kekuasaan dalam masyarakat, keturunan, dan pendidikan tertentu yang dapat dicapai seseorang.

Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural

a. Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku bangsa, terutama yang berkaitan dgn pola kegiatan ekonomi dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan utk mendukung kegiatan ekonomi  misalnya  nelayan,  pertanian,  kehutanan, perdagaangan dan lain-lain. Relief yang tajam dipisahkan oleh laut dan selat tentu akan menyebabkan terisolasinya kelompok masyarakat yang telah mencapai suatu temapat.

b. Latar belakang historis
Nenek moyang dari bangsa Indonesia adalah berasal dari Yunan, yaitu suatu wilayah di Cina bagian selatan yang pindah ke pulau-pulau di Nusantara. Perpindahan tersebut terjadi secara bertahap dalam waktu dan jalur yang berbeda. Ada kelompok mengambil jalur barat melalui selat Malaka menuju pulau Sumatera dan Jawa. Sedangkan kelompok lainnya mengambil jalan ke arah timur, yaitu melalui kepulauan Formosa atau Taiwan, di sebelah selatan Taiwan, di sebelah selatan Jepang, menuju Filifina dan kemudian meneruskan perjalanan ke Kalimantan. Dari Kalimantan ada yang pindah ke Jawa dan sebagian lagi ke pulau Sulawesi.

c. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing yang pertama mewarnai sejarah kebudayaan Indonesia adalah ketika orang-orang India, Cina, dan Arab mendatangi wilayah Indonesia disusul oleh kedatangan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa tersebut datang dgn membawa kebudayaan yang beragam.

Masalah yang Timbul Akibat Adanya Masyarakat Multikultural

a.Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan
 Konflik Berdasarkan tingkatannya
Berdasarkan jenisnya
1). Rasial
2). Antar suku bangsa
3). Antar agama.

b. Integrasi
Berasal dari kata “integration” yang berarti kesempurnaan, atau keseluruhan. Maurice Duverger mendefinisikan sebagai dibangunnya interdependensi (kesalingtergantungan) yang lebih rapat antara anggota-anggota dalam masyarakat.

c. Disintegrasi
Disebut juga disorganisasi yaitu merupakan suatu keadaan yang mana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Sbagai contoh : Kasus GAM, RMS, Papua dan lain-lain. Gejala awal disintegrasi tidak ada persamaan persepsi, norma tidak berfungsi dgn baik, terjadi pertentangan antar norma, pemberian sanksi tidak konsekuen, tindakan masyarakat tidak sesuai dgn norma.

d. Reintegrasi
Atau “reorganisasi” yaitu suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dgn lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.

Alternatif Pemecahan Masalah yang Ditimbulkan Oleh Masyarakat Multikultural

a. Asimilasi

Proses di mana seseorang meninggalkan tradisi budaya mereka sendiri utk menjadi dari bagian dari budaya yang berbeda. Kelompok etnis yang berbeda secara bertahap dapat mengadopsi budaya dan nilai-nilai yang ada dalam kelompok besar, sehingga setelah beberapa generasi akan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

b. Self-regregation

Suatu kelompok etnis yang mengasingkan diri dari dari kebudayaan mayoritas, sehingga interaksi antar kelompok sedikit sekali, atau tidak terjadi. Sehingga potensi konflik menjadi kecil.

c. Integrasi

Adalah keadaan ketika kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap konformistis, terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, tetapi dgn tetap mempertahankan kebudayaan mereka sendiri.

d. Pluralisme

Suatu masyarakat yang mana kelompok-kelompok sub ordinat tidak harus mengorbankan gaya hidup dan tradisi mereka, bahkan kebudayaan kelompok-kelompok tersebut memiliki pengaruh terhadap kebudayaan masyarakat secara keseluruhan.

Sikap Kritis, Toleransi, dan Empati Sosial

Terhadap hubungan keanekaragaman dan perubahan budaya dalam menghadapi hubungan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan di masyarakat, dibutuhkan sikap yang kritis, disertai toleransi dan empati sosial terhadap perbedaan-perbedaan tersebut.

Di bawah ini adalah sikap kritis yang harus dikembangkan dalam masyarakat yang beranekaragam, antara lain :
interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
Konsolidasi dan Interseksi di Masyarakat

Konsolidasi adalah suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok sosial, melalui tumpang tindih keanggotaan.
Struktur sosial yang terkonsolidasi berfungsi untuk menghambat proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena terjadinya penguatan identitas yang dalam batas-batas tertentu akan mempertajam prasangka antara ras, suku bangsa, agama yang berbeda.
Penajaman prasangka semakin merata bila ras, suku bangsa, agama yang berbeda terjadi pula perbedaan peluang untuk memperoleh kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan hidup melalui proses ekonomi dan memperoleh jabatan atau kekuasaan dalam politik. Sehingga timbul kesenjangan ekonomi dan sosial.
B. Interseksi
Interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk. Struktur sosial yang terinterseksi berfungsi positif terhadap proses integrasi sosial dalam masyarakat majemuk karena memungkinkan orang-orang yang berbeda-beda, ras, suku bangsa, agama maupun profesi dapat saling bergaul dan berinteraksi melalui kelompok-kelompok sosial yang ada. Keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial yang saling menyilang akan menimbulkan terjadinya loyalitas yang juga saling menyilang.
Akibat interseksi terhadap kemajemukan masyarakat, antara lain :
1.    Meningkatkan solidaritas antar anggota suatu kelompok sosial.
2.    Menimbulkan konflik jika perbedaan-perbedaan tersebut semakin tajam.
3.    Persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi tidak terjadi begitu saja namun dibantu dengan adanya interaksi di antara berbagai seksi. Interaksi antara satu seksi dengan seksi lainnya dilakukan melalui hubungan ekonomi, sosial  dan politik.
a)    Hubungan ekonomi
-    Melalui perdagangan
-    Melalui perindustrian
b)   Sosial
-    Melalui perkawinan
-    Melalui pendidikan
c)    Politik
-    Hubungan diplomatik atau hubungan antar negara.

JENIS-JENIS PENELITIAN
a.Penelitian Deskriptif
penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan dan mengungkapkan fakta sebagaimana adanya
b.Penelitian Inferensial
penelitian yang lebih mengarah kepada pengungkapan masalah
c.Penelitian Eksploratif
Penelitian untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
d.Penelitian Uji
Penelitian yg dilakukan untuk menguji hipotesa atau kesimpulan penelitian yang telah dirumuskan

MANFAAT PENELITIAN BAGI PENELITI
a.Dengan penelitian diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan sistem pelayanan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang sistem pelayanan dan temuan yang telah ada agar lebih bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat luas.
b.dapat menambah pengetahuan dan  wawasan serta dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan atau pendidikan yang telah ditempuh.

SEMOGA BERMANFAAT.
BERBAGAI SUMBER.