Dengan semangat hari PENDIDIKAN NASIONAL
Kita wujudkan Indonesia yang bermartabat melalui Pendidikan.
Dengan peserta didik yang notabene adalah para Buruh Migran Wanita Indonesia yang memiliki keterbatasan waktu belajar,usia tak lagi muda,keterbatasan kemerdekaan memegang alat komunikasi dan beban psikologis dan fisik yang lelah karena jenis pekerjaan sebagai asisten rumah tangga dengan jam kerja yang tidak menentu,lingkungan yang tidak mendukung semangat mereka untuk lanjut pendidikan, maka Lembaga Pendidikan di Hong Kong harus digawangi oleh Guru atau Kepala Lembaga yang bertanggung jawab ,jujur ,menganyomi ,melindungi mengarahkan dan peduli dengan masa depan setiap siswa atau peserta didiknya.
Sosok Guru ini haruslah mereka yang total mendedikasikan dirinya untuk dapat melahirkan lulusan yang berkarakter kuat,cerdas menghadapi tantangan hidup serta berorientasi mempersiapkan siswa kembali ke Tanah Air berkumpul utuh dengan keluarganya mendapatkan kembali hak nya sebagai perempuan Indonesia untuk hidup dan bekerja layak di negerinya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Praktek Pendidikan harus memberikan penghormatan dan memahami terhadap eksistensi peserta didik dengan segala keunikannya,kesulitannya,dan membuka ruang berpendapat seluas-luasnya sehingga peserta didik menjadi bahagia didalam proses belajar sehingga makna Pendidikan akan tercapai maksimal tak hanya lagi hanya masalah transfer ilmu dikarenakan kondisi real peserta didiknya yang merupakan Buruh Migran Wanita Indonesia yang bekerja jauh terpisah dengan keluarga dan jauh dari Tanah Air.
Setiap Kepala Lembaga ,Guru atau Tenaga Pendidik adalah model dan contoh nyata bagi setiap anak didiknya ,maka setiap sosok Pendidik atau Guru memiliki tanggung jawab moral karena sekali ia menodai dan berbohong menjerumuskan peserta didik, maka akan lahirlah lulusan yang buruk dan merusak citra pendidikan itu sendiri.
Sebaliknya Guru yang bertanggung jawab,berkarakter kuat dan memiliki kepekaan ,empati yang tinggi kepada siswa nya terbukti melahirkan lulusan yang berkarater kuat, berhasil dan terus mengembangkan kreatifitas dirinya agar dapat terus secara maksimal bermanfaat bagi sesamanya saat kembali ke Tanah Air dengan menjadi pekerja profesional,menjadi abdi masyarakat,dan terus melanjutkan jenjang Pendidikan yang lebih tinggi di Tanah Air.
Tujuan Pendidikan pada dasarnya adalah melahirkan sosok sosok yang cerdas intelektual, emosional, spiritual, sosial, bermoral, berkepribadian mantap, mandiri, disiplin, jujur, bertanggung jawab, memiliki etos kerja, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di tengah arus globalisasi yang begitu dahsyat saat ini.
Setiap insan yang diciptqkan oleh Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkat kecerdasan yang akan menjadi maksimal apabila terus diolah dan berada didalam lingkungan yang kondusif atau mendukung ia mencapai tingkat kecerdasan itu sendiri .
Adapun tujuan capaian pendidikan mengenai kecerdasan peserta didik antara lain diharapkan mencapai kecerdasan spiritual, dirumuskan dengan cara beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas emosional dan sosial, dirumuskan dengan beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasi akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya.
Cerdas intelektual, dirumuskan dengan beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif. Dari visi tersebut jelas sekali betapa pentingnya aktualisasi diri melalui olah hati/kalbu, olah rasa, dan olah pikir.
Kiranya hanya dengan model pendidikan dan pembelajaran karakter yang demikian inilah, peserta didik sungguh dicerdaskan dan dimuliakan harkat-martabatnya sebagai pribadi paripurna, citra Allah. Semoga !
Tsuen Wan 2 Mei 2018
(Wanita Peduli)